Thursday 27 November 2014

Sokong Sale Tertinggi

Sokong Sale Tertinggi
Produk baru Daihatsu Ayla Improvement merah tampil lebih ngejreng dan ikut mendongkrak penjualan

_________________________________________


Beberapa waktu lalu, Daihatsu meluncurkan Ayla Improvement. Beberapa perubahan yang diusung Astra Daihatsu Ayla ini cukup ampuh untuk memikat para konsumen baru.

Peluncuran Daihatsu Ayla ini sendiri merupakan sebagai jawaban dari masukan para pelanggan yang juga merupakan bagian dari inovasi Daihatsu yang diklaim sebagai pelopor kendaraan murah dan ramah lingkungan atau LCGC (low cost green car, red)

Beberapa perubahan yang dibawa pada Astra Daihatsu Ayla terbaru, antara lain pada sisi interior dan eksteriornya. Ayla tipe X kini hadir dengan front color bumper yang senada dengan warna kendaraan. Sebelumnya, front color bumper hanya ada pada Astra Daihatsu Ayla tipe D, D+, dan M.

"Sejak peluncuran akhir Oktober lalu hingga saat ini, Ayla tipe M dan X sokong 30 persen penjualan produk Daihatsu di Sumsel. Ini merupakan hasil yang sangat luar biasa karena menyumbang penjualan tertinggi," ujar supervisor PT Astra Internasional TBk-Daihatsu Palembang branch Plaju, Vertus Hutagaol, kepada koran ini.

Lanjutnya, tambahan lain, adalah adanya rear wiper. Tersedia juga Astra Daihatsu Ayla warna merah yang lebih berani untuk tipe M dan X. "Pilihan warna lainnya, yaitu warna classic silver metallic yang kini tersedia untuk Ayla tipe D dan D+. Sebelumnya, warna ini hanya ada pada Astra Daihatsu Ayla tipe M," ungkapnya.

Dijelaskan dia, walaupun tidak ada perubahan pada dimensi, Ayla terbaru terasa lebih lega untuk lima penumpang dewasa beserta barang bawaan. "Adanya tambahan rear speaker di bagian belakang pada Ayla tipe M dan X menjadi nilai tambah tersendiri bagi Ayla," bebernya.

Ia menambahkan tipe M yang dulunya tidak dilengkapi dengan fasilitas meter cluster, kini telah dilengkapi plus dengan tambahan tachometer, ECO indicator, dan multiinformation display. "Ayla tipe D+ juga mendapatkan penambahan fitur, seperti power window dan molded door trim," ungkapnya.

Dikatakan Vertus, penjualan Ayla tipe M dan X sejak mengaspal di Palembang hingga saat ini mencapai 200 unit per bulan. "Untuk harga Ayla M dan X, sesuai dengan tipe masing-masing berkisar dari Rp 82 juta hingga Rp 121 juta," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan terus menggenjot produk anyar Daihatsu tersebut dengan mengadakan weekend sale setiap akkhir pekan. "Kami juga akan memberikan diskon yang menggiurkan dengan harapan para pecinta produk Daihatsu, khususnya Ayla, terus disuguhi dengan tawaran yang baru dan menarik dari Daihatsu," pungkasnya. (but/ion/ce1)

Beli Bank Hingga Sasaran Pengguna HP

Beli Bank Hingga Sasaran Pengguna HP
Customer service BNI menunjukkan layanan SMS Banking BNI yang bisa diakses via smartphone. Dengan SMS Banking it, nasabah bisa cek saldo rekening, transfer, maupun transaksi pembayaran lainnya.

________________________________________


Tahun depan dimulai era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Untuk itu, perbankan perlu strategi khusus agar tetap menang bersaing dengan bank asing di dalam negeri. Bank Mandiri sudah menyiapkan strategi jitu sejak lama. "Telah kami canangkan dengan membentuk program transformasi dibagi tiga periode. Tahun depan masuk periode ketiga," kata Business Development Manager Bank Mandiri Kanwi II Palembang, Surya Pamilsus kepada koran ini, kemarin.

Targetnya 2020Bank Mandiri menjadi yang menjadi terbaik di Asia Tenggara. "Di 2015, kami akan meningkatkan kinerja dan penetrasi bisnis dalam negeri, di antaranya memperkuat pangsa pasar dana murah dan menyasar kredit mikro," jelas dia.

Kemudian meningkatkan pelayanan dan membuka cabang baru. "Kami juga berencana beli bank buku I dan bank buku II dan memaksimalkan potensi e-Banking," tuturnya.

Secara nasional baru ada 70 juta rekening bank di Indonesia. Masih kecil jumlahnya dibanding pemilik handphone mencapai 240 juta. "Pengguna handpone akan serius kami sasar dengan menciptakan produk perbankan via handphone, seperti apa yang kita punya saat ini e-Cash," tambahnya.

Sementara BNI wilayah Palembang memperbesar pembiayaan konstruksi terutama industri hotel. "Sektor konstruksi berpotensi karena Sumsel bakal jadi tuan rumah Asian Games 2018. Sehingga pembangunan sarana dan infrastruktur penunjang akan digenjot," ungkap Asmorohadi, CEO BNI Region Palembang.

Tak hanya bank konvensional, BRI Syariah akan memantapkan kerja sama dengan BRI konvensional tahun depan. "Kami akan bidk nasabah BRI bergabung juga di BRI Syariah," kata Ranggalawe, pimpinan cabang BRi Syariah Palembang. (gti/fad/ce2)

Modus Cuci Gudang

Modus Cuci Gudang
Kapolresta Palembang, Kombes Pol Sabaruddin Ginting (kanan) mengintruksikan anggotanya membawa tersangka Bambang Irawan ke mobil patroli untuk dibawa ke Mapolsekta IT I Palembang guna pemeriksaan lebih lanjut

-- Ngaku Karyawan Colombus
-- Diduga Tipu Ratusan Korban
________________________________________


Beragam cara dilakukan Bambang Irawan (35) untuk mengelabui korbannya. Warga Jl Inspektur Marzuki, Lr Bakti, RT 03, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Ilir Barat (IB) I itu melakukan penipuan dengan modus menyamar sebagai karyawan PT Colombus.

Meskit tertangkap tangan, Rabu (26/11) sekitar pukul 13.00 WIB di Pos Satlantas Pasar Cinde, tersangka tetap berkelit dan mengaku baru sekali melakukan penipuan.

Tersangka nyaris jadi bulan-bulanan warga. Untung ada petugas yang langsung mengamankannya. Kepala Cabang PT Columbus Sumbagsel, Mildi Alhamid mengungkapkan, pihaknya banyak mendapatkan laporan dari konsumen terkait aksi penipuan yang dilakukan oleh tersangka. "Tersangka melakukan penipuan dengan modus meyebarkan angket produk. Lalu mengatakan kepada konsumen, PT Columbus sedang cuci gudang," katanya.

Nah, selanjutnya tersangka menawarkan barang yang harganya dibawa standar, lalu konsumen disuruh bayar uang muka. PT Columbus tentunya tidak membenarkan jika tersangka termasuk sebagai karyawannya. Sedangkan baju seragam yang dikenakan oleh tersangka merupakan baju tiruan. "Saya sudah cek seluruh arsip, tidak pernah ada nama tersangka tercatat sebagai karyawan kami," tegas Mildi.

Ia juga berharap, kepada seluruh korban yang merasa pernah ditipu oleh oknum yang mengatasnamakan karyawan PT Columbus, diharap segera melaporkan kejadiannya kepada pihak yang berwajib. "Kami sudah mencatat konsumen yang komplain ke pihak kami. Saat ini sudah ada sebagian dari korban pelaku yang melapor," ungkapnya.

Sementara itu, korban Muhammad Imron (36), warga Jl Segaran, Lr Kebangkan, Np 584, Kelurahan 9 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) I mengatakan, rencananya dirinya hendak membeli laptop dan sudah memberikan uang muka sebesar Rp 150 ribu kepada tersangka.

Dio janji nak bawak barangnyo duo hari setelah pemesanan. Tapi sudahh limo hari barang itu idak pernah sampe-sampe. Dio mgomong Columbus sedang cuci gudang, jadi barangnyo murah-murah," cerita korban.

Terpisah, Kapolresta Palembang, Kombes Pol Sabaruddin Ginding didampingi Kapolsekta IT I Palembang, Kompol Afriya Jaya mengatakan, pelaku beraksi dengan modus mengaku sebagai karyawan PT Columbus. Diperkirakan akibat ulah tersangka sudahh ratusan korban yang tertipu.

"Tersangka suda kami amankan dan akan diproses sesuai dengan prosedeur hukum yang berlaku. Kami mencurigai pelaku beraki secara berkelompok. Untuk sekarang kami masih menunggu laporan dari sejumlah korban lainnya," ungkapnya sembari menambahkan, dalam kasus ini, tersangka akan dikenakan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, karena tersangka bukan karyawan dari PT Columbus. (cj13/asa/ce5)

Tuesday 25 November 2014

Daya Beli Masyarakat Turun


Daya Beli Masyarakat Turun
Kadisperindag Sumsel, Permana, bersama staf menggelar sidak di gudang beras PT Buyung Poetra Sembada, Desa Begayut, Ogan ilir, untuk memastikan stok beras aman dalam beberapa bulan ke depan

__________________________________________



Pascakenaikan bahan bakar minyak (BBM), ternyata memberikan banyak pengaruh bagi daya beli masyarakat Sumsel. Pasalnya, kenaikan harga BBM kerap membuat harga sembako dan kebuthan lainnya mengalami kenaikan.

Kondisi ini diakui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel, Permana, disela survei kebutuhan pokok dan barang strategis di Sumsel, kemarin. (24/11). Ia menyebut, terjadinya kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok terkadang tidak sejalan dengan pendapatan masyarakat. Akhirnya, daya beli masyarakat menurun.

Terkaiit inpeksi mendadak (sidak) yang digelar pihaknya, ada sejumlah kebutuhan yang harus menjadi perhatian, seperti beras. Nah, terkait hal itu, Disperindag juga melakukan sidak di sejumlah gudang beras yang ada di Desa Pegayut (Ogan Ilir) untuk memastikan persediaan beras selama tiga bulan ke depan aman.

"Kegiatan ini merupakan langkah mengetahui persediaan beras yang ada di Sumsel, khususnya Kota Palembang. Menjaga stok barang tetap tersedia untuk menekan harga naik. Kalau barang tidak ada, harga naik. Salah satunya melakukan sidak ini. Apalagi stok barang banyak, tapi naik, itu yang perlu dikaji," ungkapnya.

Permana menambahkan, persediaan beras yang ada di gudang PT Buyung Poetra Sembada masih dalam kondisi aman karena mempunyai stok beras hingga 20 ribu ton dan merupakan salah satu gudang terbesar yang ada di Sumsel.

"Stok mereka aman sampai Februari 2015. Kalau kenaikan harga di atas 20 persen, kami akan mengeluarkan beras dari Bulog. Patokan di atas 15-20 persen. Kalau kenaikan harga beras sudahh di atas 20 persen, kami akan melakukan operasi pasar. Dampak kenaikan BBM, beras sudah mengalami kenaikan 0,05 persen atau Rp 50 per kg untuk beras bermerek atau Rp 500 untuk beras lokal. Tapi, ini baru pengakuan dari pabrik," ungkap Permana.

Informasi yang dihimpun, gudang PT Buyung Poetra Sembada menyebut persediaan beras masih melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Sumsel. "Gudang ini menjual beras beras dengan harga Rp 8.500, dan membeli dari petani Rp 8 ribu," kata Permana. Sealin melakukan sidak ke beberapa gudang beras, pihaknya akan melakukan sidak terkait persediaan sejumlah barang strategis, seperti semen, gula, dan besi.

Selain itu, ada juga PT Tosin yang memiliki persediaan sampai 3 ribu ton hingga Februari mendatang. Gudang tersebut mendatangkan beras dari beberapa daerah di Sumsel dan luar Sumsel, seperti Jawa dan Belitung. Di gudang tersebut, beras dijual dari Rp 9.200 per kg, sementara mengambil dari petani dengan harga Rp 8.700 per kg. Hasil pantauan DisperindagSumsel di pasar tradisional, yakni di Pasar Cinde Palembang, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Seperti harga beras yang dijual Rp 13.500 per kg, danging dari Rp 90 ribu per kg menjadi Rp 110 ribu per kg. Ada juga cabe merah keritk Rp 80 ribu dari harga sebelumnya Rp 40 – Rp 45 ribu, bawang merah Rp 20 ribu dari Rp 25 ribu, jahe Rp 25 ribu dari Rp 20 ribu, tomat Rp 5 ribu naik menjadi Rp 8 ribu, dan kentang Rp 7 ribu naik menjadi Rp 9 ribu.

”Jika kita lihat harga antara gudang dengan pengecer, tidak jauh berbeda atau dalam kapasitas wajar. Stok yang ada cukup banyak,” ungkapnya. Disperindag berfungsi sebagai pihak yang mengawasi persediaan bahan pokok dan bahan strategis di pasaran. “Saat ini, persediaan di pasaran sangat banyak, sementara daya beli masyarakat menurun, ditambah lagi dengan kenaikan BBM, menyebabkan daya beli menurun,” tuturnya.

Sementara itu setelah dilakukan pantauan ke PT Semen Baturaja (Persero), setiap hari ada sebanyak 2 ribu ton produksi semen. Untuk harga semen saat ini, Rp 67 ribu per sak atau naik Rp 3 ribu dari awalnya Rp 64 ribu per sak. “Kenaikan ini dampak kenaikan BBM yang berpengaruh dalam ongkos angkut. Karenanya, harga dari pabrik naik Rp 3 ribu,” tandasnya. (wia/asa/ce4)

Cerita Sesti dan PHL Pengelola Kompos TPA Sukawinatan


Cerita Sesti dan PHL Pengelola Kompos TPA Sukawinatan
Dua PHL pengelola kompos TPA Sukawinatan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang tengah membuat kerajinan dari sampah anorganik

Di tempat pembuangan akhir (TPA), semua jenis sampah ada. Sebagaian masih bisa diolah hingga punya nilai ekonomis lagi. Kreativitas itulah yang dimiliki beberapa pekerja harian lepas (PHL) pengelola kompos TPA Sukawinatan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang.

================================

Khoirunnisak – Palembang

================================



Suara mesin jahit manual terdengar dari ruang workshop kompos di TPA Sukawinatan. Dua wanita berjilbab memakai seragam biru muda dan celana panjang hitam sedang serius berkreasi. Keduanya sedang menjahit kain perca untuk membuat aneka kreasi berbahan baku sampah anorganik.

Keduanya, Sesti (24) dan Nurmaidah (19). Status mereka merupakan PHL pada DKK Palembang. Mereka di tempatkan di sana sebagai staf pengelola dan workshop kompos. Sudah banyak karya tangan yang dihasilkan dari sisa sampah, mulai dari tas wanita, map, kembang, kotak pensil, bros, wadah telur, taplak meja hingga lainnya.

Semua hasil handmode dipajang rapi dalam dua lemari kaca di ruangan tersebut. Butuh waktu cukup lama untuk membuat dan map dari sampah plastik kantong minyak goring. “Plastik harus dicuci bersih dahulu, lalu dikeringkan. Setelah itu, baru digunting dan dijahit. Makan waktu sekitar dua minggu. Kalau bahannya ada, hasil produksinya cukup banyak,” kata Sesti.

Soal harga, bervariasi, tergantung kerumitan membuatnya. Seperti tas map, dijual Rp 20 ribu, bros dan gelang Rp 3 ribu. Yang termahal, msalnya tas dari bahan perca dan tambahan plastik cantik yang dibandrol Rp 100 ribu. Karena terkendala pemasaran, berbagai produk kerajinan tangan itu tidak terjual ke masyarakat. Untuk mendapatkan link pemasaran, berbagai hasil olahan sampah itu sering diikutkan dalam pameran di Palembang. Dari semua produk, bros dan gelang tangan yang paling banyak diminati pembeli. Sesekali, ada kunjungan dari siswa sekolah di Palembang yang ingin belajar dan melihat langsung proses daur ulang sampah di Sukawinatan.

Kesempatan itu dimanfaatkan Sesti dan PHL lain untuk mempromosikan dan menawarkan karya-karya yang dihasilkan selama ini. “Hingga saat ini, kendala pemasaran hasil produksi masih terjadi,” bebernya.

Kondisi ini jelas memengaruhi produktivitas merea dalam memaksimalkan daur ulang sampah menjadi berbagai kerajinan yang lebih bermanfaat. Kata alumnus SMKN 7 Palembang itu, tidak semua bahan baku diambil dari sampah bekas. Ada juga bahan yang dibeli, seperti busa tas, lem, benang, dan lainnya.

Pembelian mengunakan uang hasil penjualan dari karya inovasi yang dibuat Sesti dan kawan-kawannya. Karena hasil karya mereka belum terjual, mau tidak mau mengerjakan kerajinan lain, seperti kotak pensil yang menggunakan koran bekas dan lem.

Dengan rajin browsing di internet, para PHL ini mencari inovasi lain yang dapat mereka buat dari bahan sampah. Sesekali ada tambahan ilmu dan keterampilan dari sosialisasi beberapa pihak terkait yang mengajari mereka kerajinan baru. “Kami sharing kerajinan terbaru yang bisa dibuat dengan menggunakan bahan-bahan bekas ini,” ungkap wanita yang sudah dua tahun menjadi PHL itu.

Dengan status PHL, Sesti menerima upah sebesar Rp 35 ribu per hari yang dibayarkan seminggu sekali, setiap hari Jumat. Gaji itu tidak berpengaruh terhadap hasil penjualan kerajinan yang dikerjakan bersama teman-temannya, mulai pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.

Mereka menginginkan agar pengelola TPA Sukawinatan dapat menambah fasilitas listrik dan televisi di ruang kerja demi menghapus rasa jenuh yang kadang mendera di sela-sela waktu kerja. Saat ini, ketika cuaca mendung, ruang kerja di sana gelap sehingga mengganggu kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja. “Memang ada satu lampu, tapi hanya bisa menyala saat mesin cacah dihidupkan,” tuturnya.

Sesti dang rekanya berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dapat mencarikan solusi untuk masalah pemasaran hasil karya mereka. Intinya, aneka produk berbahan baku sampah itu bisa terjual dan dimanfaatkan masyarakat. “Kalau soal kreasi dan kualitas, jelas tidak kalah dengan karya daur ulang sampah dari kelompok lain,” tukasnya. (*/ce4)