Tuesday, 9 April 2013

Pemilukada Kota Palembang Jadi Barometer Pilgub?

Sepakat Jual Figur



Pemilukada Kota Palembang Jadi Barometer Pilgub?Siapa yang memenangkan Pemilukada Kota Palembang hasil penghitungan suara KPU nanti, boleh jadi akan mempengaruhi peta politik pemilihan Gubernur Sumatera Selatan 6 Juni 2013. Itu lantaran dengan mata pilih 1 juta lebih, Kota Pempek ini menjadi barometer. Di samping daerah basis dengan jumlah pemilih siknifikan lain.

--------------------------------------------------



Dua pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Palembang periode 2013-2018 berdasarkan hitung cepat (quick count) sejumah lembaga survei mendapat raihan suara yang sangat ketat. Mereka pun saling klaim menang hingga keputusan final menang "sesunggh-nya" berada di tangan KPU.

Kedua kandidat yang dimaksud yakni pasangan nomor urut 2, Romi Herton-Harnojoyo dan pasangan nomor urut 3, Sarimuda-Nelly Rasdiana.

Nah, siapa pun pemenang nanti, banyak yang menganalisis kalau hasil pemilukada kota ini akan berpengaruh pada dukungan terhadap bakal calon gubernur (balongub) Sumsel yang menjadi parpol pengusung kedua pasangan calon wali kota tersebut.

Sekedar diketahui, sejumlah partai besar seperti PDI Perjuangan plus partai koalisi PAN, PKS, Partai Demokrat menjadi pengusung pasangan Romi Herton - Harnojoyo. Di belakang kandidat ini, ada Wali Kota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT yang akan maju sebagi bakal calon gubernur. Juga ada balon wakil gubernur (balonwagub) dari barisan parpol pengusung itu, yakni Hafiz Tohir (PAN-PKS) dan H Ishak Mekki.

Sebaliknya, pasangan Sarimuda - Nelly Rasdiana yang diusung Partai Golkar tentu mendukung jagoannya balongub incumbent Ir H Alex Noerdin. Retentan latar belakang kandidat wako-wawako ini, menjadi penting lantaran Palembang memiliki mata pilih terbesar dengan jumlah daftar pilih tetap (DPT) mencapai 1.113.488. Hampir 20 persen dari total mata pilih dalam daftar pemilih sementara (DPS) 6.574.384.

Banyak yang memprediksikan siapa yang menjadi pemenang apakh itu Romi ataukah Sarimuda sedikit banyak akan mempengaruhi penunjukkan jabatan pemerintahan di Pemkot Palembang hingga ke lini camat yang berhubungan langsung dengan massa. Kebijakan itu, menyusul adanya dugaan terkait dengan kepentingan Pilgub nanti.DAri isu yang beredar misalnya, jika Romi terpilih maka bisa dikatakan para camat hingga lurah akan didominasi orang-orangnya untuk pemenangan pilgub Eddy Santana, ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel. Lantaran Romi, merupakan ketua DPC PDI Perjuangan kota.

Isu lain, Romi akan bersikap netral mengingat dalam dalam barisan parpol pengusung juga ada kandidat yang ikut bertarung pada pilgub nanti. Sebaliknya, kalau hasil penghitungan KPU nanti memenangkan Sarimuda, "katanya" dukungan akan diberikan kepada kandidat Partai Golkar dalam hal ini incumbent Alex Noerdin.

Lantas bagaimana tanggapan para balongub dan balonwagub yang akan maju? Balon Gubernur dari PDI Perjuangan, Eddy Santana Putra mengatakan, kemenangan Romi Herton-Harnojyo jelas akan berpengaruh pada Pemilihan Gubernur , 6 Juni nanti. "Palembang harus tetap merah, kemenangan Romi-Harno juga akan mempengaruhi Pilgub dan Pemilihan Legislatif 2014 nanti," kata Eddy Santana di kediamannya, kemarin.

Eddy yang berpasangan dengan Anisja Wiwiet Tatung, pada Pilgub nanti optimis akan meraih 70 persen suara di Palembang. "Angka kemenangan pemilukada Palembang 43 persen tidak bisa menjadi patokan, saya yakin khusus di Palembang akan memperoleh suara minimal 70 persen," tukasnya.

Senada diungkapkan Balonwagub yang diusung PAN-PKS koalisi, Hafisz Tohir. Katanya, hasil pemilukada Kota Palembang jelas berpengaruh pada peta Pilgub nanti. "Sarimuda merupakan tim inti dari balongub incumbent Alex Nordin. Di lain pihak Romi didukung salah satunya skuad PAN. Selain dari figur Romi sendiri, saya melihat dongkrakan suara pada Romi-Harno ini, juga ada kaitan dengan tokoh-tokoh nasional parpol pengusung. Ada Megawati, Hatta Rajasa, Taufik Kiemas."

Meski demikian, kata Hafisz, dia lebih yakin warga Kota Palembang akan membutuhkan figur fresh dalam memimpin Sumsel nanti. "Hasil survei kita, Insya Allah, 70 persen responden menginginkan figur baru untuk memimpin Sumsel nanti. Baru di sini, dalam artian orang yang benar-benar baru dalam dunia pemerintahan, namun punya kemampuan untuk itu," kata pria yang berpasangan dengan balongub Iskandar Hasan, mantan Kapolda Sumsel ini.

Alex Noerdin, balongub incumbent yang berpasangan dengan Ishak Mekki (Bupati OKI) melalui juru bicara Partai Golkar RA Anita Noeringhati mengatakan, hasil Pemilukada Palembang tidak akan berpengaruh signifikan pada pilgub nanti. Pasalnya, pada pemilukada Palembang dan Sumsel figurnya berbeda. "Pemilukada itu yang ditampilkan adalah figur. Di samping, elaktibilitas calon juga berbeda," kata Anita.

Ia menambahkan, Palembang tidak menjadi tolak ukur pasti pada Pemilukada Sumsel 6 Juni. Terlebih partai pengusung antara Pilgub dan Pemilukada Palembang berbeda, jelas akan berpengaruh juga. "Calon yang diusung Golkar (Sarimuda) mendapatkan kisaran suara 43 persen tidak mesti nanti pilgub juga akan sama. Kami telah melakukan survei, khusus untuk di Palembang optimis mampu meraih 70 persen suara," pungkasnya.

Balongub Herman Deru yang tidak ada kaitan sama sekali dengan parpol pengusung baik Romi maupun Sarimuda, berpendapat siapapun yang menang nanti menjadi kredibilitas buat lembaga survei. Paling tidak, lembaga survei bisa diakui akurasinya kalau hasil perhitungan cepat (quick count)-nya mendekati perhitungan KPU nanti.

"Yang jelas, kalau saya melihat hasil perhitungan sementara quick count memang dua kandidat saling klaim dan diprediksi raihan suaranya ketat. Antara pasangan Romi-Harno dengan Sarimuda-Nelly Rasdiana," ujar Deru lagi. Nah, perolehan suara kedua pasangan kandidat nomor urut 2 dan nomor urut 3 itu, lebih dominan karena figur keduanya. "Ini bukan berarti saya menafikan parpol pendukung. Apalagi, yang mendukung dua pasangan itu, multipartai. Jelas, dalam setiap pemilukada faktor figur-lah yang menjadi penentu."

Begitu pula pada pemilihan gubernur nanti. Deru yakin masyarakat Kota Palembang dalam melilih Gubernur Sumsel ke depan, tidak melihat dari partai mana pemimpin Kota Palembang yang lagi berkuasa. "Ya, kalau saya tidak muluk-muluk. Dalam kota dapat 30-40 persen suara sudah Alhamdulillah." (mik/cj4/nur/ce3)

Sumatera Ekspres, Selasa, 9 April 2013


Pertarungan Eddy-Alex

---------------------------------------------------


Pengamat politik dan hukum dari Universitas Sriwijaya, Prof Amzulian Rifai SH LLM PhD mengatakan hasil pemilihan wali kota dan wakil wali kota Palembang tentu akan berpengaruh terhadap pemilihan gubernur, 6 Juni nanti. "Setidaknya wako terpilih akan berjuang keras dengan fasilitas dan kapasitas yang dimiliki untuk memenangkan calon gubernur yang satu haluan dengan wali kota terpilih," kata Amzulian kepada Sumatera Ekspres, tadi malam.

Menurut Dekan Fakultas Hukum Unsri ini, sulit mengukur secara pasti seberapa besar pengaruh pada pilgub nanti. "Tapi yang jelas akan berpengaruh walau tidak signifikan hasilnya secara menyeluruh di Sumsel. "Ada faktor lain juga yang akan mempengaruhi gubernur terpilih nanti. Antara lain, seberapa besar pemilih golput, pemilih fanatik dan mesin partai yang bergerak hingga sampai ke akar rumput," pungkasnya.

Hal senada diungkapkan Dr Febrian. Menurut pengamat politik dari Unsri ini, hasil Pemilukada Palembang sangat mempengaruhi pertarungan pemilukada gubernur nanti. "Sesungguhnya pertarungan Pemilukada Palembang ini, bukan hanya figur."

Lanjutnya, Pemilukada Palembang sesungguhnya merupakan pertarungan antara PDI Perjuangan dan Golkar. "Nanti jika PDI Perjuangan menang akan berpengaruh pada Eddy Santana. Sebaliknya, jika Golkar menang akan berpengaruh dengan Alex Nooerdin," katanya.

Jika lihat konfigurasi hasil Pemilukada, lanjutnya, tentu sangat menarik dan akan berpengaruh pada basis-basis dukungan partai. "Menang figur akan lebih menonjol. Tapi, sesungguhnya ini pertarungan parpol juga," pungkasnya. (mik/nur/ce3)

Sumatera Ekspres, Selasa, 9 April 2013

Wednesday, 3 April 2013

Parkir Sembarangan

Parkir Sembarangan

Pemandangan ini hampir setiap hari menjelang sore terlihat di dalam Terminal Lemabang, di sepanjang lajur bebas angkutan umum. Para pengguna sepeda motor ini seperti tidak peduli kalau mereka memarkirkan kendaraan di jalur bebas angkutan umum, akibatnya kendaraan umum pun terpaksa ngetem di pintu masuk terminal untuk menaikan penumpang.

Posted by: LEMABANG 2008, Kamis, 4 April 2013 02.12 WIB



Parkir Sembarangan