Restoran ini bukan hanya terapung, tapi juga menyediakan kapal motor yang bisa disulap menjadi tempat makan prasmanan. Lengkap dengan sebuah dermaga kecil yang akan mengantar pengunjungnya berwisata air di sekitar Musi.
Rasanya tidak sempurna jika jalan-jalan ke Palembang, tanpa mampir ke restoran terapung di tepi Sungai Musi ini. Ya, River Side namanya. Letaknya berada condong ke bibir sungai ternama itu dan tidak jauh dari Benteng Kuto Besak. Panoramanya, sungguh luar biasa. Apalagi restoran ini berada tidak jauh dari jembatan Ampera yang mempesona dengan lampu-lampunya termasuk dari kapal-kapal yang berada di sekitarnya ketika malam hari. Sebuah pemandangan yang menakjubkan dan menambah selera makan.
Restoran ini, kata Eddy Boy, Manager River Side telah beroperasi sejak Maret 2008. Ketika itu, bertepatan dengan tahun pencanangan "Visit Musi". River Side seakan muncul sebagai representasi tempat kuliner khas Palembang sesungguhnya dan berada dekat dengan ikon kota tersebut. Akhirnya, River Side kerap menjadi referensi dan persinggahan terakhir dari tur bila ada agen wisataa yang membawa para pelancongnya.
River Side bukan hanya menjual suasana. Fasilitasnya juga cukup lengkap. Kapasitasnya bisa mencapai 500 orang yang dibagi dalam beberapa ruangan yang diberi nama-nama ikan. Ruang pertama, misalnya, bernama Betutu atau kerap disebut orang Palembang sebagai “ikan malas”. Kemudian ada Ruang Seruang, dan ruang VIP bernama Ruang Betok.
Ruang Betok ini berkapasitas 75 orang dengan fasilita full AC, dan sound system. Kesannya eksklusif dan mengutamakan privasi. Sedangkan Ruang Betutu berada di lantai dua beranda restoran. Tempat ini berbatasan langsung dengan bibir sungai alias dirancang terapung. Ruang ini berkapasitas 200 orang dan menjadi tempat live music digelar. Di lantai dua ini, pengunjung juga bisa menemukan Ruang Seluang. Berkapasitas 250 orang di mana para pengunjung bisa bersantap sambil menikmati pemandangan Sungai Musi yang romantis.
Di ruang terakhir adalah dermaga. Tempat ini berkapasitas 250 orang. "Ruang Betutu dan Ruang Seruang lebih berkesan formal. Kalau mau bersantai, pengunjung bisa mengambil tempat di teras. Karena didesain terbuka dan santai," tambah Eddy.
Selain menjadi tempat makan favorit, River Side kerap dijadikan tempat menggelar perayaan ulang tahun, pesta pernikahan, atau acara-acara komunitas dan pemerintahan. "Restoran ini cocok hanya makan, acara formal, atau bersenang-senang dan santai," ujar Eddy.
Mungkin ada pengunjung yang khawatir soal sisi keamanan karena restoran ini terapung. Soal itu, jangan khawatir, sebab, kata Eddy, fondasi dan konstruksi restoran ini terbuat dari besi baja yang kuat. Meski baja-baja penyangga itu tidak dicor, tapi ditancapkan. Sebab, ada ketentuan dari Pemerintah Daerah Sumatera Selatan tidak boleh ada pengecoran di sepanjang bibir Sungai Musi.
Yang menarik dari restoran ini adalah keberadaan centre point alias dermaga kecil agar perahu pengunjung yang ingin ke restoran dapat langsung merapat. Artinya, akses ke restoran tidak selalu harus dari jalan darat. Centre point itu dibuat lantaran kadang pengunjung yang sedang berwisata mengitari Sungai Musi, ingin segera makan.
Kunjungan itu biasanya datang dari wisatawan yang mampir ke Pulau Kemarau, pulau yang berada di tengah Sungai Musi. Pulau itu merupakan salah satu objek wisata terkenal di Palembang. Sebab, di sana dapat ditemui orang-orang keturunan lengkap dengan klenteng, prasasti kuno, dan tanaman bernama "pohon cinta".
Untuk menuju ke Pulau Kemarau dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor berkapasitas 60-80 orang dengan jarak tempuh selama 2,5 jam. River Side menyediakan kapal motor tersebut. Jika ingin makan sambil berwisata, setiap pengunjungi bisa menggunakan kapal tersebut.
Soal tarif seharga 3,5 juta rupiah untuk rombongan. Kalau menggunakan kapal motor yang lebih kecil cukup 400 ribu rupiah. Mahal? Sebentar, harga itu sudah termasuk tour guide, solo organ, ruangan ber-AC (kapal motor besar), dan smooking area. noverta salyadi dan frans ekodhanto.
Mahal karena ikannya sudah sulit ditemui.
Selain pemandangannya elok, yakni Jembatan Ampera dan Sungai Musi, River Side juga memiliki menu khas Palembang yang sesungguhnya. Salah satunya yang favorit adalah Ekor Tenggiri Bakar. Ya, ekor ikan tenggriri yang beratnya sekitar satu kilogram itu dipotong kemudian dibentuk menyerupai kipas lalu dibakar dengan bumbu khusus. Sedangkan daging ikannya, biasanya dipisahkan untuk dinikmati dalam bentuk lain, yakni pempek dan sebagainya.
Kurang suka ikan? Anda juga bisa menikmati udang atau sotong segar yang ditangkap langsung dari Sungai Musi begitu ada yang memesan. Udang dan sotong itu bisa dimasak sesuai permintaan. Ada yang digoreng mentega atau khas bumbu Palembang, seperti Udang/Sotong Saos Kuto Besak. Menu ini segar dan mengundang selera. Cocok untuk mereka yang suka rasa manis pedas.
Ada pula kepiting yang langsung didatangkan dari Muara Sungsang. Kepiting ini rasanya sangat manis dan segar karena tinggal di hutan bakau yang berada di Muara Sungsang, muara yang berhubungan dengan Selat Bangka. Setiap menu dibanderol sesuai berat seafood yang akan diolah. Sebagai gambaran, Ikan Betutu atau Ikan Mala situ seharga 38 ribu rupiah per ons. Mahal? Bisa jadi ya, tapi Anda perlu tahu bahwa Betutu termasuk ikan yang sulit ditemui alias langka.
Sebagai hidangan penutup, Anda bisa memesan aneka buah lokal seperti potongan sawo, kesemek, papaya, duku, atau durian khas Palembang. Kalau ingin yang dingin-dingin bisa mencoba Es ala River Side yang terbuat dari campuran jeruk kunci dibelender bersama kulitnya. Rasanya asam, manis, dan menyegarkan. noverta salyadi dan frans ekodhanto.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Kunjungannya Saudara-saudaraku