Thursday 21 August 2014

Persiapan Sumsel Satu Bulan Jelang MTQ Internasional

Sedot Rp 30 M, Kesiapan 70 Persen



Persiapan Sumsel Satu Bulan Jelang MTQ Internasional
Lokasi Lomba: PSCC yang menjadi tempat pelaksanaan MTQ Internasional 2014, 23-27 September nanti

__________________________________________



Sumatera Selatan (Sumsel) kembali dipercaya menjadi tuan rumah event internasional. Kali ini Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional. Tugas berat menanti, panitia mengemban misi sukses penyelenggaraan dan prestasi. Bagaimana persiapannya?

* * * * * * * * * * * * * * *



Sebulan menjelang pelaksanaan MTQ Internasional yang dipusatkan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), 23-27 mendatang, berbagai persiapan dan simulasi dilakukan panitia pelaksana. Mulai dari penginapan para kafilah, ofisial dan dewan tahkim. Begitu juga dengan tempat kompetisi hingga simulasi lalu lintas atau transportasi untuk menjamin suksesnya kegiatan tersebut. Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin mengatakan, MTQ Internasional bukan hanya mengharumkan nama Indonesia, tapi juga Sumsel sebagai tuan rumah pertama di luar Jakarta. "Jadi bukan hanya dengan olahraga saja, Sumsel juga akan dikenal di dunia internasional dalam bidang keagamaan, meningkatkan syiar Islam. MTQ Internasional juga memantapkan kesiapan Sumsel menjadi tuan rumah Asean Games 2018 nanti," kata Alex.

Ketua Pelaksana MTQ Internasional yang juga Asisten III Bidang Kesra, Drs Akhmad Najib mengatakan, saat ini persiapan panitia sudah 70 persen, baik secara kepanitiaan, peserta dan pelaksanaan. "Secara administrasi sudah selesai semua, artinya sudah siap. Tinggal menunggu pelaksanaan saja. Tanggal 18 Agustus diharapkan semua negara telah menyerahkan nama peserta dan 21 September ditargetkan kontingen tiba di Sumsel," kata Najib saat ditemui Wartawan Koran Ini di ruang kerjanya, kemarin.

Dijelaskan, dari 53 negara yang akan mengikuti MTQ Internasional, 37 di antaranya sudah mendaftarkan nama-nama peserta yang akan ikut bertanding. Di antaranya, Libia, Belanda, Belgia, Singapura, Gambia, Palestina, India, Kroasia, Ghana dan negara lainnya. "Ada dua kategori lomba dalam kompetisi kali ini, yaitu tilawah (membaca Al-Qur'an dengan berirama) memperebutkan juara 1-5 dan tahfidz (hafalan 30 juz), juara 1-3," papar Najib.

Najib memprediksi, total peserta plus ofisial dan rombongan duta besar yang akan hadir dalam MTQ Internasional nanti mencapai 200 orang. Mereka akan menginap di Hotel Aryaduta Palembang, terpusat dan dekat dengan lokasi acara. "Kami sudah berkoordinasi dengan Kemenag dan protokoler kepresidenan. Rencananya opening dan closing akan dihadiri langsung Presiden RI," tutrnya.

Selain berkompetisi, lanjut Najib, panitia sudah mempersiapkan kegiatan lainnya seperti pameran 25 stan buku sejarah Islam (Islamic book Fair), penampilan kesenian dan budaya Indonesia, city tour ke tempat wisata religi bernilai sejarah. Kata Najib, MTQ Internasional ini sudah disiapkan anggarannya dalam APBD-P sebesar Rp 30 M. Alokasi terbesar untuk hadiah qari dan qariah terbaik yang jika dirupiahkan mencapai Rp 211 juta. "Pusat mendukung dewan hakim dan mengundang peserta, karena ini hasil musyawarah LPTQ provinsi berdasarkan hasil musyawarah nasional. Kita targetkan juara, sukses penyelenggaraan, prestasi dan pembangunan ekonomi," tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Musni Wijaya mengaku telah menyiapkan dua skenario untuk melancarkan transportasi bagi kafilah MTQ Internasional yang dipusatkan di PSCC tersebut. "Pertama, satu delegasi atau tiap negara akan disiapkan satu kendaraan pribadi. Skenario kedua, menggunakan sistem pool, dimana akan disiapkan 20 kendaraan yang siap digunakan bagi para delegasi dan panitia," terangnya. Banyak juga taksi yang siap digunakan dari hotel menuju lokasi di PSCC. (tim/asa/ce2)

Opening-Closing Libatkan 400 Penari



Ketua Pelaksana MTQ Internasional, Drs H Akhmad Najib SH mengungkapkan, acara pembukaan MTQ Internasional 2014 akan dimeriahkan penampilan Maher Zein, Bimbo, dan grup band Wali. Ada juga penampilan qariah terbaik internasional asal Maroko, Hajar Musraf.

"Opening-nya 23 September malam, dengan pemandu acara Maudy Koesnaedy dan Ferdy Hasan. Kami pilih dua MC itu karena pandai berbahasa Prancis dan Inggris," tukasnya. Para peserta akan tiba di Palembang dan check in pada 21 September.

Desain motif Masjid Sriwijaya akan ditampilkan pada layar utama pada saat opening ceremony." Kami akan kerahkan sekitar 400 penari untuk opening dan closing ceremony MTQ Internasional tersebut," beber Najib.

Ditambahkan koordinator tari opening MTQ Intrnasional 2014, Mirza Indah Dewi, tari Gending Sriwijaya sebagai pembuka akan diganti dengan tari Tapak Keraton Palembang Darussalam.

"Tari ini adalah tradisi Kesultanan Palembang Darussalam, melibatkan 27 penari. Sembilan orang penari, yang lain membawa tombak, payung, pesilat keraton, dan pemusik," tutrnya. Tari bernuansakan Islam itu juga tercermin dari sisi busananya. Untuk pesilatnya, harus diambil dari para keturunan keraton, dalam hal ini akan diperankan oleh Raden Ayu Reni. "Ini adalah tari tradisi, jadi tidak sembarang orang membawakannya. Tarian ini sudah hampir punah. Dimunculkan agar hidup kembali," kata Mirza. (wia/ce4)

Pacu Pembangunan Ekonomi



Pengamat ekonomi Sumsel, Amidi SE menilai gelaran event nasional dan internasional di Sumsel jelas berdampak positif bagi ekonomi lokal. Baik secara langsung maupun tidak langsung dalam artian jangka panjang. "Yang jelas diselenggarakannya acara disuatu tempat mengindikasikan bahwa daerah tersebut aman dan fasilitas menunjang untuk dilakukan pertemuan," kata Amidi.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) ini merinci, secara tidak langsung terselenggaranya event seperti MTQ Internasional ini akan menghasilkan sumber dana baru. "Negara Islam yang hadir akan melihat potensi Sumsel, investor akan mulai melirik Sumsel sebagai lahan untuk investasi. Bangunan fisik juga akan terbangun akibat dari support pusat agar terselenggaranya event tersebut," kata Amidi.

Sedangkan secara langsung, lanjutnya, pedagang akan meraup keuntungan, pusat perbelanjaan akan ramai dikunjungi, bukan oleh peserta saja, tapi pendukung dan penonton baik dari dalam dan luar negeri. "Kuliner khas Palembang akan lebih dikenal dan dicintai orang luar negeri, ekonomi kreatif akan hidup dan berkembang serta budaya dan pariwisata Sumsel ikut merasakan dampaknya."

Sekretaris Komisi V DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati SH MH menlai kegiatan MTQ Internasional akan banyak berdampak positif untuk pembangunan Sumsel. "Efek pertama akan mengenalkan Sumsel ke dunia internasional, ekonomi kerakyatan berjalan, hadirnya orang mancanegara maka kuliner akan makin dikenal," kata Anita.

Dijelaskan, dengan adanya MTQ Internasional ini juga pemerintah pusat akan memperhatikan pembangunan Sumsel yang tidak cukup jika mengandalkan APBD Sumsel. "Kita berharap kegiatan-kegiatan internasional di Sumsel ini akan membuat pemerintah pusat lebih memperhatikan Sumsel," paparnya. Masih menurut Anita, Sumsel sudah terbiasa menggelar event-event internasonal, sehingga pelaksanaan MTQ Internasional ini bukanlah suatu yang baru. "Yang harus diperhatikan adalah tempat tinggal peserta," pungkasnya. (tim/asa/ce2)

Motivasi Belajar Al-Qur'an



Imam Besar Masjid Agung Palembang, KH Kgs Nawawi Dencik Al-Hafiz mengungkapkan, pelaksanaan MTQ Internasionaldi Sumsel diharapkan menumbuhkan kecintaan dan motivasi warga Sumsel terhadap Al-Qur'an.

"Peserta yang akan hadir nanti adalah para qari dan qariah terbaik mancanegara. Dengan mendengar dan menyaksikan langsung, diharapkan menambah keimanan dan termotivasi belajar Al-Qur'an," kata Nawawi kepada Sumatera Ekspres, kemarin.

Dari para peserta tersebut, akan banyak qiraah atau bacaan yang berbeda dengan yang biasa dibaca muslim Indonesia, yaitu qiraah sabah (bacaan tujuh). Sehingga pastinya, lagu-lagu yang dilantunkan akan lebih bervariasi dan merdu.

Pada MTQ Internasional nanti, lanjut Nawawi, masyarakat akan mengetahui lautan kekayaan ilmu Al-Qur'an. Apalagi para ahli qiraah di Indonesia ini sudah banyak yang wafat, sehingga diharapkan juga akan muncul para ahlul Qur'an sebagai penerus generasi. "Kami mengajak masyarakat Sumsel untuk hadir, selain mendukung kafilah Indonesia, juga ikut menyaksikan dan belajar Al-Qur'an," paparnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Sumsel ini menceritakan, awal mulanya ditunjuk Sumsel menjadi tuan rumah MTQ Internasional karena pelaksanaan MTQ Internasional yang ke-2 di Jakarta lalu, kesiapan Sumsel karena sukses menyelenggarakan Islamic Solidarity Games (ISG). "Alhamdulillah langsung disambut positif Pak Gubernur dan Wakil Ketua DPRD Sumsel, Iqbal Romzi," pungkasnya. (tim/asa/ce2)

Hadiah Untuk Pemenang dan Dewan Hakim MTQ Internasional 2014



-- Ketua Dewan Hakim Dalam Negeri: 2700 USD
-- Sekretaris Dewan Hakim Dalam Negeri: 1350 USD
-- Ketua Dewan Hakim Dalam Negeri: 5400 USD
-- Anggota Majelis Hakim Luar Negeri: 5400 USD
-- Anggota Majelis Hakim Dalam Negeri: 1350 USD
-- Panitera Dalam Negeri: 550 USD
-- Uang Harian Peserta: 800 USD

Uang Hadiah Pembinaan

a. Tilawah Qari/Qariah:
Terbaik 1: 18500 USD
Terbaik 2: 14000 USD
Terbaik 3: 9300 USD
Terbaik 4: 7000 USD
Terbaik 5: 5000 USD

b. Hafidz/Hafidzah:
Terbaik 1: 18500 USD
Terbaik 2: 14000 USD
Terbaik 3: 9300 USD

Negara yang Diundang

Yordania
Saudi Arabia
Kuwait
Uni Emirat Arab
Lebanon
Yaman
Mauritania
Comoro Island
Palestina
Oman
Qatar
Bahrain
Brunei Darussalam
Indonesia
Malaysia
Tunisia
Filipina
Timor Leste
Pakistan
Singapura
Australia
Thailand
India
Rusia
Bosnia
Bangladesh
Uzbekistan
Kazakhstan
Tiongkok
Afrika Selatan
Aljazair
Marocco
Mesir
Sudan
Libya
Suriname
Gambia
Sierra Leon
Guinnea Conakry
Tanzania
Ghana
Prancis
Belanda
Swiss
Belgia
Firlandia
Inggris
Jerman
Spain
Italia
Denmark
Amerika Serikat
Canada

Sumatera Ekspres, Kamis, 21 Agustus 2014

Alex Kecewa Sumsel Nomor Enam

Respon Kerja Sama dengan BP REDD+



Alex Kecewa Sumsel Nomor Enam
Gelar MoU: Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, dan Kepala Badan Pengelolaan REDD+, Heru Prasetyo, saat menandatangi nota kesepahaman, kemarin

_________________________________________



PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel mendukung upaya Badan Pengelolaan REDD+ (reducing emissions from deforestation and forest degradation) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Dukungan ini dibuktikan dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov Sumsel dengan Badan Pengelolaan REDD+.

Acara berlangsung di Hotel Arista Palembang, kemarin (20/8). "Ada 11 provinsi yang kini menjadi perhatian kami, yakni Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua Barat. Semuanya merupakan daerah dengan kondisi hutan yang luas dan besar," ujar Heru Prasetyo, Kepala Badan Pengelola REDD+.

Sayangnya, Sumsel agak lamban menindaklanjuti surat kerja sama untuk MoU yang dikirim pihaknya Maret 2014. Karena itu, MoU baru terlaksana kemarin.

"Sumsel sedikit lama merespons kerja sama ini. Tepatnya pada urutan enam. Setelah ini, ada lima provinsi lagi yang segera MoU," ucapnya.

MoU ini memang pentng karena dengan itu, Badan Pengelola REDD+ bisa segera memperbaiki kondisi hutan yang sudah terancam habis karena manusia. "Pemulihan kondisi hutan ini dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca," jelasnya.

Pemerintah pusat berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca 26 persen dengan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi 7 persen. Dengan bantuan internasional, target penurunan emisi gas rumah kaca naik menjadi 41 persen. "Inilah mengapa Badan Pengelola REDD+ bersama pemerintah daerah mengimplementasikan target ini," imbuhnya.

Mereka akan melakukan sepuluh aksi imperatif Badan Pengelola REDD+ pada tahun ini. Diantaranya, pemantauan penundaan izin baru (moratorium) pembukaan lahan, penataan perizinan, fasilitasi penegakan hukum, dan dukungan pemetaan hutan adat, dan penguatan kapasitas masyarakat adat.

Ada juga dukungan penangan kebakaran hutan dan lahan gambut, pprogram desa hijau, program sekolah hijau, fasilitasi resolusi konflik, fasilitasi penyelesaian RTRW, serta program strategis mengawal dan mengembangkan taman nasional dan hutan lindung. "Kami akan mem-pressure pihak swasta untuk ikut andil menyelamatkan hutan dan menurunkan emisi gas rumah kaca," imbuh Heru.

Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, mengaku sangat mendukung program Badan Pengelola REDD+ dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di Sumsel. "Seharusnya Sumsel itu nomor satu. Nanti akan saya tanyakan pada Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait," ujarnya dengan kecewa.

Alex juga mengaku sedikit kecewa karena hanya Bupati Muara Enim, Muzakir Sai Sohar, dan Wali Kota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriaty MKes, yang hadir di acara tersebut. "Nantinya protokol akan mencatat. Meskipun yang lain sibuk, setidaknya sempatkan hadir pada pembahasan tentang emisi gas rumah kaca yang sangat pentng ini," cetusnya.

Alex meminta kepada Badan Pengelola REDD+ untuk menjadikan Sumsel sebagai pilot project kegiatan tersebut. Apalagi kondisi hutan di Sumsel semakin baik dan tidak banyak titik apinya. "Sumsel tidak lagi jadi penghasil asap. Kami bisa mempertanggungjawabkan itu," tandasnya. (wia/ce4)

Sumatera Ekspres, Kamis, 21 Agustus 2014

Wednesday 20 August 2014

Sumsel Produksi Kapal Rp 161,1 M

Sumsel Produksi Kapal Rp 161,1 M
Serah Terima: Menhub EE Mangindaan memotong tali untuk membuka selubung nama KMP Sebuku dalam acara serah terima di dermaga Mariana, Banyuasin, kemarin

_________________________________________



-- Dibuat PT Mariana Bahagia di Banyuasin.

-- Peluncuran Tunggu Air Sungai Musi Pasang.

PALEMBANG --- PT Mariana Bahagia, perusahaan perkapalan yang berlokasi di Mariana, Banyuasin, berhasil memproduksi kapal besar dengan berat (tonase) 5.0000 GT. Kapal Ro-ro itu diberi nama kapal motor penumpang (KMP) Sebuku. Kapal itu salah satu kapal besar pertama yang dibuat di Indonesia. Suatu kebanggaan karena ini diproduksi dari Provinsi Sumsel.

"Kami serahkan pakal ini kepada Menteri Perhubungan (Menhub) karena ini adalah salah satu kapal yang dipesan untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi antarpulau," kata Direktur Utama PT Mariana Bahagia, Jhonson Wiliam Sucipto, dalam acara peluncuran KMP Sebuku untuk transportasi Merak-Bakauheni di Dermaga Mariana Bahagia, Banyuasin, kemarin.

Acara kemarin hanya penyerahan saja. Untuk peluncuran kapal itu, masih menunggu kondisi air Sungai Musi pasang. Direncanakan pada 23 Agustus nanti, sekitar pukul 21.00 WIB. Kapal tersebut dibuat dengan dana APBN melalui daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), Kemenhub tiga tahun anggaran, yakni 2012, 2013, dan 2014.

Mnurut Jhonson, ppihaknya membangun kapal itu selama 26 bulan, terhitung 15 Oktober 2012 dengan total dana sebesar Rp 161,1 miliar. Kapal itu panjangnya 109,40 meter, lebar 19,60 meter, dan tinggi 5,60 meter.

Pihaknya telah melengkapi kapal tersebut dengan perlengkapan keselamatan jiwa berupa dua unit rescue boat, marine evacuation system 2 unit, inflatable life raft 24 unit, life jacket 1.080 set, dan lainnya.

"Dalam pembuatannya, kami menggunakan komponen impor dan lokal, termasuk mesinnya. Besi-besi untuk pembuatankapal ini dari Indonesia, sisanya dari Jepang dan negara lain," bebernya. Jhonson menambahkan, 90 persen komponen diperoleh dari impor. "Sebanyak 90 persen komponen kapal kami datangkan dari luar, sisanya dalam negeri," imbuhnya.

Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimuso mengatakan, nama Sebuku diambil dari salah satu pulau yang berada di Selat Sunda. Pulau Sebuku berjarak 2,5 km dari Teluk Lampung dan sudah menjadi salah satu tempat wisata bahari. "Kami mendapat tiga proyek kapal sejenis ini. Pengerjaannya di PT Dumas Tanjung Perak Shipyard (Surabaya), PT Mariana Bahagia (Banyuasin), dan PT Daya Radar Utama Lampung. Ini kapal kedua muatan 5.000 GT, setelah Surabaya meluncurkan yang pertama pada 12 Agustus lalu, dan rencananya akhir September akan diluncurkan di Lampung," jelas Suroyo.

Hingga saat ini, Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) sudah membuat 115 kapal dan baru tiga kapal ini yang bermuatan besar. Sebelum akhir tahun ini, akan direncanakan lima kapal besar lagi. "Kapal ini untuk membantu moda transportasi di Merak-- Bakauheni. Tapi, ada juga yang akan ditempatkan di wilayah Timur Indonesia, seperti NTT yang ombaknya lebih dari tiga meter," bebernya.

Wakil Gubernur Sumsel, H Ishak Mekki, mendukung program Kemenhub yang mengalokasikan dana dan memberi kepercayaan pada PT Mariana Bahagia di Banyuasin, Sumsel, untuk membuat kapal bermuatan 5.000 GT. "PT Mariana Bahagia telah beberapa kali mendapat kepercayaan membuat kapal, bukan hanya untuk rute Martak--Bakauheni. Prestasi ini merupakan kebanggaan Sumsel yang mampu menghasilkan sarana transportasi berupa kapal besar dengan tonase 5.000 GT," tuturnya.

Menhub RI, EE Mangindaan mengatakan, pihaknya mengupayakan pengadaan kapal-kapal besar untuk transportasi antarpulau. "Karenanya, setiap kapal yang dibuat akan dilengkapi dengan peralatan keamanan agar tingkat kecelakaan dapat diminimalisir bahkan ditiadakan," jelasnya.

Dia memberikan tantangan kepada PT Mariana Bahagia untuk membuat kapal bermuatan 7.000 GT pada tahun depan. "Saya sudah bicara dengan Jhonson (Dirut PT Mariana Bahagia), dan dia menyanggupi. Galangan kapal yang luas ini memungkinkan untuk membuat kapal besar itu," ungkap EE Mangindaan. (wia/ce4)

Sumatera Ekspres, Rabu, 20 Agustus 2014

Musi VI, Hubungkan SU I dan IB II

Panjang 250 Meter, Sedot Rp 300 M



Musi VI, Hubungkan SU I dan IB IIDesain: Inilah desain Jembatan Musi VI yang dalam tahap pematangan untuk pembangunan. Jembatan ini akan mulai dibangun tahun depan

__________________________________________



PALEMBANG --- Proses pembebasan lahan untuk Jembatan Musi IV belum jelas. Pemerintah daerah beralih ke Jembatan Musi VI yang pembangunannya direncanakan mulai tahun depan

"Nantinya, Musi VI mulai bangun 2015 dan ditargetkan selesai akhir 2017," ujar Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel, Ir Rizal Abdullah Dipl, di Griya Agung, kemarin.

Rencana pembangunan jembatan sepanjang 250 meter itu kini masih dimatangkan bersama pihak terkait. Termasuk dengan Pemkot Palembang yang akan terlibat dalam urusan pembebasan lahan.

Kata Rizal, Pemkot Palembang sudah melaksanakan studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) beberapa waktu lalu. "Untuk lokasi, sudah selesai pengecekan," bebernya.

Sama seperti tujuan dari pembangunan Jembatan Musi IV, jembatan yang akan menjadi penguhbung dari Jl Kakrayu (Ilir Barat II) ke Jl Wahid Hasyim (Seberang Ulu I) itu untuk mengurai kemacetan lalu lintas di dalam kota.

Jembatan tersebut akan dibuat dari kontroksi beton, menyeberangi Sungai Jeruju ke Sungai Kangkang. "Kemungkinan akan seperti jembatan lain, dengan kontroksi beton," cetus Rizal. Dinas PU Bina Marga Sumsel sedang berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemkot Palembang serta pemerintah pusat untuk secepatnya melakukan pembebasan lahan.

"Yang jelas, kami akan membebaskan lahan seluas 30 meter di kanan dan kiri jalan utama," ungkapnya. Menurut Rizal, dana pembangunan Jembatan Musi VI ini Rp 300 miliar. Tahap awal, akan dikeluarkan sebesar Rp 40 miliar.

"Ini yang akan digunakan sebagai dana awal pembangunan di tahun ini. Targetnya, tahun nanti akan terkumpul sekitar Rp 90 miliar. Tapi, dana itu di luar anggaran untuk melakukan pembebasan lahan," beber Rizal.

Pembanguna Jembatan Musi VI akan menerapkan sistem mutliyears. Dengan begitu, penyelesaian pembangunan tidak akan terhambat untuk tender ulang dan lainnya seperti yang pernah mendera flyover Simpang Jakabaring.

Ia memastikan, meskipun dibangun di sekitar wilayah yang cukup banyak situs sejarah, tapi konstrusi Musi VI nantinya tidak akan mengganggu apalagi merusak semuanya. "Seperti di kawasan Tangga Raja, kami tidak mungkin merusak dan mengganggu daerah itu. Kami akan ikut menjaga keberadaan situs-situs sejarah yang ada," teganya.

Karena itu, ia berharap mesyarakat tidak perlu khawatir, apalagi sampai tidak mendukung pembangunan jembatan ini. "Pastinya akan ada koordnasi dengan semua pihak. Ini penting dilakukan demi kelancaran rencana dan proses pembangunan," tandas Rizal. (win/ce4)

Sumatera Ekspres, Selasa, 19 Agustus 2014

Sunday 10 August 2014

Melihat Objek Wisata Monpera Palembang

Minim Kunjungan, Areal Dijadikan Taman Publik



Melihat Objek Wisata Monpera Palembang

Barang Rawan Dicuri, Pasang CCTV
Monumen Perjuangan Rayat (Monpera) menjadi simbol perjuangan para pahlawan asal Palembang dalam mengusir penjajah dari bumi pempek. Monpera terus dipercantik oleh Pemerinta Kota (Pemkot) Palembang.

Areal Monpera yang dulunya ditutup pagar, kini sudah dibuka menjadi ruang publik sehingga warga bebas masuk ke dalam areal Monpera tanpa terkecuali.

Meski masyarakat bebas bersantai di areal Monpera, namun pihak UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang tetap memonitoring aktivitas warga di sekitar areal untuk memberikan keamanan dan kenyamanan.

Agusti SH MH, Kepala UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang, mengatakan, Monpera saat ini terus dibenahi dan dipercantik sesuai agenda utama Pemkot Palembag. "Monpera sekarang memiliki tinggi 17 meter, dengan 8 lantai, dan mempunyai 45 bidang dan sisi. Sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia 17 bulan 8 tahun 45," ujar Agusti.

Berdasarkan data yang ada, tercatat rata-rata tingkat kunjungan pelancong masih relatif sepi, yakni berkisar 15 orang per hari. Paling ramai saat hari libur dan saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, 17 Aguustus. Sementara saat libur Lebaran masih sepi karena lebih memilih mudik. "Paling banyak mengunjungi Monpera adalah siswa-siswa sekolah," ujar Agusti.

Monpera berdiri kokoh di pinggir Jalam Merdeka. Ciri khasnya adalah cagak (tiang) beton yang kokoh bertautan di bagian samping kiri dan kanannya. Monpera kini sudah dilengkapi kamera CCTV dan dimonitor di lantai satu. Namun, meski sudah terpasang kamera CCTV masih saja ada kejadian, lampu di dalam lantai Monpera yang hilang diduga dicuri.

Saat kunjungan Koran Ini, Monpera sangat sepi dikunjungi. "Tingkat keamanan Monpera sudah jauh lebih baik dengan pemasangan kamera, selain tu kita pasang AC agar pengunjung nyaman dan tidak kepanasan," kelasnya.

Tiket masunk untuk siswa sekolah Rp 1.000, bagi mahasiswa Rp 2.000, umum Rp 5.000 dan turis asing Rp 20.000 sesuai Perda Kota Palembang No 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian aset Daerah.

Sumatera Ekspres menelusuri delapan lantai. Hingga kini di monumen yang disebut juga palagan Palembang itu, hanya terdapat sekitar 30-an koleksi. Hampir semua lantai memiliki koleksi foto dan lukisan perjuangan kemerdekaan.

Lantai pertama atau lantai dasar terdapat ruang pnitipan barang dengan monitor CCTV disertai foto masa perjuangan. Terdapat pula buku-buku sejarah dan perjuangan yang bsa dibaca pengunjung.

Pada lantai dua terdapat foto-foto pahlawan, lukisan perjuangan, pucuk senjata dan mata uang dari tahun 1945 sampai dengan sekarang. Lantai tiga terdapat patung setengah badan pahlawan Palembang yakni dr AK gani, drg M Isa, Residen Abdul Rozak, pakaian subkos dan foto pahlawan.

Lantai empat terdapat ranjau hingga alat pelontar bom yang kerab dipakai pejuang tempo dulu. Lantai lima replika patung setengah badan pahlawan Palembang yakni Mayjen TNI H Bambang Utoyo, Brigjen TNI H Hasan Kasim dan Kolonel H Barlian.

Lantai enam terdapat lukisan perjuangan kemerdekaan. Lantai tujuh gudang yang berisi buku sejarah dan perjuangan. Sedangkan lantai delapan juga terdapat foto dan lukisan para pahlawan. Para pengunjung juga bisa naik ke atap Monpera dan bisa melhat dari atas keadaan Kota Palembang terutama Jembatan Ampera. "Nah, kalau sudah di atap Monpera, siswa dan pngunjung suka foto-foto," tutupnya. (roz/nni/ce1)

Ikon Baru Palembang



Sebagai salah satu perwajahan Kota Palembang, selama ini Monpera terkesan tidak dianggap. Selain itu sepi kunjungan, juga kurang menarik untuk dikunjungi. Hal itu yang mendorong Pemkot Palembang melakukan revitalisasi. Konsep ke depan Monpera jadi kawasan dan taman terbuka untuk publik.

Kepala Dinas Tata Kota, Isnaini Madani, mengakui belum optimalnya fungsi dan keberadaan Monpera. Padahal, secara lokasi sangat strategis karena terletak di pusat kota. "Saat ini, terus dikerjakan perbaikan Monpera. Monpera akan menjadi taman dan kawasan terbuka untuk publik," bebernya.

Selain pagar, objek revitalisasi lainnya seperti penghijauan di seluruh area dan keliling Monpera. "Akan disediakan tempat foto-foto dengan view langsung ikon Palembang dan Ampera," tuturnya. Untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung ke museum, akan dibangun lift, namun di lantai lima. Masyarakat yang ingin naik ke rooftop (puncak Monpera) harus berjalan kaki.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, Yanurpan mengatakan, Monpera memang harus segera direvitalisasi mengingat kondisi fisik bangunan sudah banyak tidak prima lagi. Banyak batu alam yang terkelupas. "Revitalisasi akan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait, sesuai dengan tugas dan fungsi," cetusnya.

Misalnya, Penerangan Jalan, Pertamanan, dan Pemakaman (DPJPP) yang akan melakukan penambahan lampu, taman, dan air mancur. Kemudian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) membangun jalan dan lainnya. "Pengerjaan Monpera akan dilakukan secara bertahap," sebutnya.

Dia menambahkan, kenyamanan yang meliputi kebersihan, keindahan, dan keamanan Kota Palembang akan menjadi daya pikat investasi dan kunjungan wisata ke Palembang. "Palembang harus dibuat senyaman mungkin sehingga warga maupun pendatang merasa betah," kata Yanurpan. (yun/ce1)

Monpera-Museum SMB II Jadi Satu Kawasan



Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Palembang, Yanurpan Yany, melalui sekretaris Ahmad Zazuli mengungkapkan, Monpera terus dibenahi oleh Pemkot Palembang. Meskipun anggaran masih terbatas, pemkot berencana menjadikan Monpera sebagai destinasi tujuan wisata unggulan dan sebagai taman kota selain Kambang Iwak.

Tahap awal, Monpera sudah dibenahi dan dipercantik dengan menambah fasilitas. "Sudah dua tahun belakangan ini, Pemkot Palembang melakukan pembenahan secara bertahap, sekarang sudah lumayan bagus," ujar Zazuli.

Tahun 2014 ini, fasilitas terus ditambah seperti AC dalam ruangan Monpera agar pengunjung merasa betah dan nyaman. Selain itu, penambahan daya listrik untuk menerangi kawasan Monpera. "Sesuai perintah Wali Kota Palembang, menjadikan areal Monpera sebagai ruang publik yang terbuka untuk umum. Jadi publik bebas memasuki areal tersebut kecuali jika mau masuk monumen harus bayar tket," ucapnya.

Langkah awal yang sudah dilakukan ialah membuka pagar yang membatasi Monpera, dan mengubahnya menjadi tempat duduk untuk bersantai warga. Untuk menambah kecantikan areal Monpera, Disbudpar berkoordinasi dengan instansi dari beberapa SKPD seperti Dinas Pertamanan, Dinas Tata Kota dan lainnya.

Nah, dalam waktu dekat ini, pemkot akan menjadikan Monpera menjadi satu kawasan dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMBV) II yang tepat berada di belakang Monpera. "Ke depan, Monpera dan Museum SMB II akan menjadi satu kawasan, nanti kita akan buka pagar yang memisahkan kedua bangunan tersebut. Hal ini supaya kawasan taman semakin luas bagi pelayanan publik," terangnya.

Menurut Zazuli, hal itu akan mulai terlihat pada akhir tahun 2014 dan diupayakan pada tahun 2015 sudah menjadi satu kawasan. "Ini adalah gebrakan dari Wali Kota Palembang," pungkasnya. (roz/ce1)

Sumatera Ekspres, Minggu, 10 Agustus 2014

Wednesday 6 August 2014

Tewas Akibat Ulah Penjambret

Lisdiana Jatuh dan Terseret



Tewas Akibat ulah Penjambret

PALEMBANG --- Malan dialami Lisdiana (19). Warga Jalan Kebon Sirih, Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, Palembang, itu justru tewas setelah terseret sepeda motor sejauh 15 meter saat mengejar penjambret tasnya, kemarin (5/8) sekitar pukul 08.55 WIB.

Informasi diperoleh, kejadian bermula sepeda motor Yamah Mio hitam bernopol BG 6873 IW dari rumah menuju tempat kerjanya di Kompleks Kenten City. Sesampainya di Jl Pangeran Ayin, korban dipepet dua pengendara motor bebek yan belum diketahui identitasnya.

Tiba-tiba, pengendara motor tersebut merampas tas milik mahasiswi semester dua Universitas Tridinanti itu. Sontak, korban langsung berteriak maling. Melihat pelaku kabur setelah berhasil merampas tas miliknya, korban berusaha mengejar pelaku dan berhasil.

Motornya sempat sejajar dengan motor pelaku. Namun, tak lama kedua motor bersenggolan. Diduga melaju dengan kecepatan tinggi, korban Lisdiana tidak mampu mengendalikan motornya.

"Korban terseret sepeda motornya sejauh 15 meter, hingga menabrak mobil Suzuki Jimny merah bernopol BG 17 BF milik Sarkowi," ujar Kapolsekta Sako, AKP Oloan Purba, melalui Wakapolsekta, Iptu Novan.

Menurutnya, kejadian tersebut murni akibat penjambretan, tidak ada unsur kecelakaan lalu lintas. "Kami sudah mengecek rekaman CCTV milik warnet dekat tempat kejadian, sebelum menabrak mobil Jimny itu, ia jatuh terseret," tambahnya.

Sementara, Sarkowi, pemilik mobil Jimny, mengatakan, sebelumnya ia sudah melihat korban yang terseret di depannya. Makanya, ia segera mengerem mobilnya. "Setelah saya berhenti, motor yang dikendarai korban menabrak dan langsung masuk ke bawah mobil. Benturannya sangat keras sekali," bebernya.

Pantauan ruang forensik RSMH, korban yang mengenakan baju putih bermotif bunga dan rok hitam hanya mengalami luka lecet di bagian lutut dan jari jempol kiri. Farida, ibu korban, mengatakan, anak keduanya pergi dari rumah sekitar pukul 08.30 WIB hendak bekerja sebagai marketing di Perumahan Kenten City.

"Dak katek firasat kalu dio nak pergi selamonyo. Cuma pagi kemarin, dio (Lisdiana) bawa makanan menggunakan kotak makanan, biasonyo dio menggunakan plastik," pungkas Farida didampingi M Ali, ayah korban. (cj3/vin/ce6)

Sumatera Ekspres, Rabu, 6 Agustus 2014

Spesialis Curat Terkulai Didor

Spesialis Curat Terkulai Didor
Terkulai: Tersangka Dedy duduk di kursi, terkulai akibat kedua kakinya didor polisi. Dedy sudah diamankan di Mapolres Muara Enim, bersama barang bukti TV hasil curiannya.

________________________________________



MUARA ENIM --- Sepak terjang Dedy Saputra (29) sebagai pelaku spesialis pencurian dengan pemberatan (curat), untuk sementara terhenti setelah kedua kakinya diterjang timah panas aparat Unit Pidum Satreskrim Polres Muara Enim, Senin (4/8), sekitar pukul 20.30 WIB. Sempat kabur ke Jakarta, Dedy disergap setelah diketahui pulang lagi ke kampung, di Kelurahan Muara Enim, Kota Muara Enim.

"Ada sedikitnya lima laporan polisi (LP) kasus pembongkaran rumah yang dilaporkan warga ke Polres Muara Enim. Dari kelima kasus curat itu, semuanya diduga dilakukan tersangka Dedy," terang Kapolres Muara Enim AKBP M Aris melalui Kasat Reskrim AKP Eryadi Yuswanto MH, didampingi Kanit Pidum Ipda Acep Yuli Sahara SH, kemarin (5/8).

Disebutkan Eryadi, kelima LP curat itu dua kasus terjadi di wilayah Kelurahan Pasar I Pelitasari, dan tiga lagi di Kelurahan Air Lintang. "Tersangka berhasil kami tangkap berkat informasi masyarakat. Saat dilakukan penyergapan, trsangka di jalan usai mengikuti takziyah di rumah tetangganya," katanya.

Selain mengamankan tersangka Dedy, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti (BB) hasil curian. Berupa satu unit Televisi (TV) ukuran 42 inci merek Samsung, satu TV ukuran 32 inci merek Polytron, satu kunci kontak dan STNK motor Yamaha V-Ixion bernopol BG 6827 OW atas nama Edi Marhan, dan satu unit sepeda motor Yamaha Mio Soul bernopol BG 2871 OC atas nama Liana. "Tersangka ini juga residivis kasus yang sama," jelas Eryadi.

Tersangka Dedy sendiri, tak menampik sangkaan polisi. Namun dia tidak melakukannya sendiri, bersama teman-temannya yang sudah lebih dulu ditangkap polisi. "Aku sempat lari ke Jakarta, di sana bekerja jadi kuli bangunan. Barang bagian hasil mencuri, aku jual ke Lampung dan Jakarta, biar tidak ketahuan dan cepat laku," akunya.

Merampok Bocah, Bambang Dipelor
Tindakan tegas, juga dilakukan aparat Satreskrim Polres Prabumulih terhadap pelaku perampokan. Tersangka Bambang Irawan (23), warga Desa Sindur, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, dipelor kaki kanannya. Tersangka Bambang digerebek di rumah kontrakannya di Desa Philip 1 Kecamatan Lumbai, Kabupaten Muara Enim, Senin (4/8), sekitar pukul 21.30 WIB

Kabag Ops Polres Prabumulih Kompol Tri Wahyudi, didampingi Kasat Reskrim AKP Khalid Zulkarnain, mengatakan tersangka Bambang melakukan tindak pidana merampok sepeda motor yang dikendarai Aika Kudria (12) warga Perumnas Prabu Indah Blok I, RT 7/04, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, pada 7 Juli lalu.

Seperti dilaporkan korban, dia ditodong sajam saat mengendarai motor di depan lorong rumahnya. Motor Yamaha Mio Soul GT warna merah bernopol BG 2374 CE itu kemudian dirampas dan dibawa kabur. "Setelah melakukan penyidikan, kami berhasil tangkap pelaku di rumah kontrakannya. Berikut diamankan motor Yamaha Mio GT yang diduga milik korban," jelas Tri Wahyudi. (bis/air/kos/ce1)

Sumatera Ekspres, Rabu, 6 Agustus 2014

Tuesday 5 August 2014

Arus Urbanisasi ke Palembang Pasca-Lebaran

Sulit Dibendung, Sebar Surat Edaran



Arus Urbanisasi ke Palembang Pasca-Lebaran
Tempat Tinggal Sementara: Rumah susun menjdi tempat warga pendatang untuk tinggal sementara

________________________________________



Kota sepertinya menjadi sasaran empuk urbanisasi. Seperti halnya Palembang. Setelah menyandang kota metropolitan, ribuan mata mulai mengincarnya. Terutama pasca-Lebaran. Beragam alasan mendorong mereka untuk datang ke kota pempek ini, dari mencari kerja hingga mengenyam jenjang pendidikan.

* * * * * * * * * * * * * * *



Setiap tahun pemerintah kota disibukkan dengan pekerjaan rumah (PR) dalam mengatasi peningkatan jumlah penduduk pasca-Lebaran. Ini lantaran, ada indikasi bertambahnya jumlah pendatang baru yang tinggal di Kota Palembang. Padahal, hal tersebut bisa memicu persoalan sosial di lingkungan masyarakat.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Pelambang M Ali Subri melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendataan Penduduk Sahlan Syamsu mengungkapkan, pasca-Lebaran Idul Fitri penduduk Palembang diprediksi meningkat 2-3 persen. Berdasarkan data Dakcapil hingga Juni 2014, mencapai 1.799.090 jiwa

"Banyak urbanisasi, berdampak terjadinya peningkatan layanan publik seperti permintaan pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk). Prediksi kenaikan jumlah penduduk ini bukan merupakan pendataan secara menyeluruh, tapi berdasarkan data sementara yan dihimpun sebelum Lebaran tahun ini," ungkap Sahlan

Ia menuturkan, untuk mengontrol terjadinya peningkatan penduduk pasca-Lebaran, pihaknya telah melayangkan surat edaran yang ditandatangani wali kota ke camat dan lurah untuk diteruskan ke RT dan RW di Palembang

"Sejak Mei lalu sudah dilayangkan surat edaran, untuk melihat penduduk musimanan yang datang pasca-Lebaran. Tingginya pendatang baru juga bisa terlihat dari permintaan warga yang membuat Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM) ke Kantor Dukcapil Palembang," ujar Sahlan.

Lanjutnya, bagi pemudik yang ingin menetap di Palembang, dalam jangka waktu lama, ia mengimbau untuk segera mengurus dokumen ke Dukcapil, yakni kepengurusan KIPEM. "Warga yang membuat KIPEM karena alasan pekerjaan di Palembang, dan mereka pada umumnya bekerja di sektor informal. Syarat membuat KIPEM mudah, dengan menyertakan surat pengantar dri RT/RW atau lurah setempat dikediaman baru. KIPEM ini bisa diperpanjang dalam jangka waktu satu tahun," jelasnya.

Menrutnya, faktor pentyebab banyaknya pemudik yang memutuskan untuk tetap tinggal di Palembang karena alasan ekonomi dan mencari pekerjaan karena Palembang merupakan salah satu kota besar yang terus berkembang.

Tradisi mudik tidak hanya dijadikan sebagai silaturrahmi ke pihak keluarga, tapi ada pula penduduk daerah yang memang berencana untuk mengadu nasib di Palembang. Tapi, mereka melakukan urbanisasi tersebut di saat momen Lebaran, dan pada umumnya mereka juga memiliki keluarga di Palembang. "Mereka mencoba mencari pekerjaan, kalu bisa dapat dan cocok maka mereka akan bertahan dan menetap, walau pun belum mengurus dokumen kepindahan," ucapnya.

Menurut Sahlan, tidak ada larangan dan pembatasan bagi warga luar daerah untuk menetap di Palembang dalam jangka waktu tertentu. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) Palembang, Tatang Dukareja mengatakan pihaknya dalam melakukan pengawasan terhadap pendatang baru, sebatas membantu Dukcapil.

Camat Gandus, Ricky Fernandi SSTP MSi menegaskan, selain wajib membawa surat pindah, warga pendatang juga harus melaporkan kepada rukun tetangga (RT) setempat agar dapat didata dan dilaporkan ke lurah. Karena nantinya semua kepengurusan surat menyurat akan dilakukan di kantor camat. Sehingga pendatang baru dapat dibuatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sementara.

Biasanya pendatang baru ini akan mengisi beberapa wilayah favorit di Gandus bagi warga pendatang karena dekat dengan pusat Kota Palembang. Seperti Kelurahan 36 ilir, Kelurahan Karang Anyar, dan Kelurahan Karang Jaya. Meski di Gandus tidak ada universitas banyak pendatang yang memilih untuk bekerja dan mengontrak rumah yang disewakan penduduk. Warga pendatang kebanyakan berasal luar kota seperti Jawa. Tapi ada juga yang datang dari daerah di Sumsel seperti Prabumulih, Pagaralam, Emapt Lawang, Lahat dan sekitarnya untuk mencari rezeki di Ibu Kota Sumsel (nni/uni/asa/ce1)

Wajib Lapor RT, Pilah Pendatang Baru



Antisipasi banyaknya pendatang baru yang akan menetap dan menyewa rumah susun di tiga kelurahan yaknu Kelurahan 23 Ilir, 24 ilir, dan 26 Ilir di Kecamatan Bukit Kecil, kelurahan dan ketua rukun tetangga (RT) mewajibkan setiap warga pendatang baru untuk melapor kepada ketua rukun tetangga (RT).

Lurah 23 Ilir, Dan Irawan SH, mengungkapkan, sudah sejak lama pihaknya mensosialisasikan kepada RT untuk memperketat pengawasan terhadap pendatang baru yang masuk ke wilayah rumah susun. "Bagi mereka (pendatang baru, red) yang tinggal sementara diwajibkan membuat Kartu Tanda Penduduk Sementara (Kipem), sedangkan bagi pendatang yang akan menetap harus segera mengurus surat pindah. Ini dilakukan agar mereka (pendatang baru, red) bisa memiliki status jelas," ujar Dan Irawan SH.

Sebagai salah satu kota yang berkembang pesat, Palembang menjadi incaran para pendatang baru untuk mencari pekerjaan menggantungkan hidup mereka. Karena hal tersebutlah akibatnya beberapa tempat seperti bedeng hingga rumah susun mejadi tempat untuk disewa.

Sementara itu, Camat Bukit Kecil, Muflih SSTP, mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) Kota Palembang untuk memantau warga pendatang. Pastinya akan dipilah mana pendatang menetap maupun yang tinggal sementara.

Kstanya, meski tinggal di rusun para pendatang ini biasanya akan berpindah-pindah blok jika masa kontrakannya habis, jadi kalau sudah dipilah seperti itu mereka wajib memiliki identitas jelas di Palembang. (uni/nni/ce1)

Perketat Pengawasan



Sudah manusiawi untuk mencari penghidupan lebih baik. Inilah yang tertanam pada diri seorang pendatang baru. Diharapkan, Palembang akan membawa status sosial seseorang lebih tingga dibanding sebelumnya.

Pengamat Sosial Prof Dr H Slamet Widodo mengatakan, di kota peluang lapangan kerja lebih besar dibanding desa baik sektor formal maupun non-formal. Melihat hal itu, kata Slamet, pemkot harus mempertegas dan memperketat pengawasan.

"Setiap pendatang baru harus ada legalitas seperti KTP, wajib lapor dengan pemerintah setempat dan terdaftar. Tak cukup sampai di sana pendatang baru jika ingin menetap harus ada surat keterangan pindah domisili dari tempat asal, di kota ikut keluarga siapa atau keluarga sendiri," terangnya.

Masyarakat yang mengajak keluarganya pindah ke kota, faktor utama pemicunya masalah ekonomi. Karena merasa kasihan di desa tidak punya pekerjaan dan hidup serba kekurangan. "Keadaan ini seperti pepatah, aa gula ada semut. Dari sanalah naluri kekeluargaan timbul sehingga memutuskan untuk mengajak keluarga," kata pengamat sosial ini.

Pemerintah harus jeli dengan membuat suatu terobosan dimana pembangunan jangan hanya dipusatkan di kota, tapi di desa juga. "Perlu adanya desa-desa binaan di setiap daerah yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja seperti industri rumahan," ulasnya.

Adanya urbanisasi, ia menuturkan, dapat mempercepat sektor informal sehingga perlu dilakukan berbagai penataan seperti kawasan pedagang kaki lima. (nni/asa/ce1)

Kembalikan ke Daerah Asal



Arus balik pasca Idul Fitri 2014, dari tahun ke tahun menjadi momentum meningkatnya jumlah pendatang baru dari daerah lain. Meningkatnya jumlah tersebut terkadang memicu terjadinya persoalan sosial.

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Palembang Faisal AR menegaskan, jika terjadi tren peningkatan penduduk yang berujung ke penyakit sosial, pihaknya akan melakukan penindakan tegas sesuai Perda Nomoe 12 Tahun 2013.

"Permasalah sosial menjadi wewenang kita, kalau bicara jumlah penduduk bukan wewenang tapi jika terjadi pertumbuhan gepeng (pengemis dan anak jalanan) akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku setelah dilakukan pendataan," ujar Faisal.

Upaya dalam mengatasi penyakit sosial yang tumbuh di masyarakat, yakni pertama akan dilakukan dengan melakukan penjangkauan, pendataan, bila perlu setelah dilakukan pendataan sesuai identitasnya akan dikembalikan ke daerah asal.

"Perbuatan tentunya melanggar hukum. Paling ringan kurungan dan denda uang. Tapi dari pada menimbulkan banyak penyakit bila perlu akan kita kembalikan," ucapnya.

Lanjutnya, terjadinya peningkatan urbanisasi setiap tahunnya pasti terjadi. Namun, berdasarkan pengalaman, sejauh ini belum ada pendatang baru yang berujung ke penyakit sosial. "Kebanyakan pendatang baru telah memiliki skill bekerja di suatu perusahaan jadinya tidak ditemui hal seperti itu," tandasnya. (nni/asa/ce1)

Sumatera Ekspres, Selasa, 5 Agutus 2014

Sunday 3 August 2014

Warga Lebih Tertarik Kunjungi Wisata Modern Ketimbang Wisata Sejarah

Orang Tua Harus Ikut Andil



Warga Lebih Tertarik Kunjungi Wisata Modern Ketimbang Sejarah

Nasib wisata seperti berada di ujung tanduk. Setiap hari libur, tingkat kunjungan wisata tak seramai dengan wisata modern. Selain minim promosi, fasilitas yang disediakan pun terkesan minim. Bagaimana pemerintah menyikapinya?

________________________________________



Berlibur itu menyenangkan. Banyak warga berbondong-bondong membawa anggota keluarga menikmati beragam paket wisata. Baik itu, wisata alam, wisata sejarah hingga wisata modern. Belakang, wisata mocern yang didominasi hasil karya manusia cenderung diminati warga. Sementara, wisata sejarah maupun wisata alam sangat minim. Padahal, banyak edukasi yang didapat melalui wisata sejarah maupun wisata alam ini. Terutama bagi anak usia dini. Dengan demkian, para orang tua harus ikut andil meramaikan wisata sejarah. Di Sumsel misalnya, wisata alam cukup banyak. Tetapi, hanya dikunjungi saat libur hari-hari besar. Sementara wisata modern hampir setiap akhir pekan diserbu pengunjung.

Seperti halnya pada libur Lebaran tahun ini. Tingkat kunjungan pada sejumlah objek wisata alam seperti di Gua Putri di Kabupaten OKU, Air terjun Bedegung di Kabupaten Muara Enim, Danau Ranau di Kabupaten OKU, Bukit Siguntang di Palembang hingga lokasi wisata alam lainnya di Sumsel tak seramai dibanding wisata modern Amanzi Waterpark, OPI Waterfun maupun Fantasy Iceland.

Semestinya, para orang tua memberikan keseimbangan kepada anak-anaknya untuk mengenal semua jenis wisata. Sehingga, akan memberi memori yang baik bagi perkembangan anak. "Memang harus seimbang sih. Sehingga anak-anak dapat memahami sejarah, terutama bagi mereka yang sudah sekolah," ujar Fatmawati, ibu rumah tangga yang sengaja membawa anaknya ke Monpera Palembang untuk melihat sejarah perjuangan kemerdekaan.

Ia mengakui, wisata sejarah amupun wisata alam banyak dikunjungi saat hari libur tertentu. Seperti halnya libur Lebaran saat ini. "Ya kerena banyak waktu luang. Jadi, anak-anak dibebaskan untuk memilih. Selain itu, kalau wisata sejarah tidak terlalu berdesak-desakan dibanding wisata modern," katanya.

Semenatara di Museum Balaputr Dewa, Km 5, Kota Palembang. Meskipun tidak signifikan, tapi warga asli Palembang yang kebetulan mengajak saudara berlibur ke Palembang memilih museum tempat penyimpanan peninggalan sejarah itu sebagai tujuan.

"Banyak dari luar Palembang, seperti Bogor, Bandung dan Jakarta. Tapi sebenarnya mereka asli Palembang, tapi berlibur dan mengajak keluarga ke sini (museum, red) sebagai edukasi," ungkap Beni, pemandu wisata Museum Balaputr Dewa Palembang.

Dijelaskan, selama masa liburan Lebaran tahun ini, dalam sehari jumlah kunjungan mencapai 60 orang dari umum. Jumlah kunjungan yang sulit dicapai pada hari-hari biasa. "Kalau hari biasa untuk umum sulit mencapai jumlah kunjungan 50 orang, tapi kalau anak sekolahan biasanya datang berombongan. Rata-rata mereka yang datang memang ingin mengetahui sejarah Kerajaan Sriwijaya, bahkan ada seju,lah backpacker dari Belanda," ucapnya.

Indah pengunjung museum yang dibincangi Sumatera Ekspres mengaku, sengaja memilih museum untuk memberikan pengetahuan kepada anaknya tentang Sriwijaya. Maklum, saat ini menetap di luar Kota Palemban. "Penting untuk mengetahui sejarah, makanya saya ajak ke museum selama liburan jga bisa belajar," tukasnya.

Sementara di Taman Wisata Punti Kayu, sejak dibuka 29-31 Juli lalu, sudah tembus 4 ribu pengunjung dengan rata-rata 1.300 pengunjung setiap harinya. Mayoritas warga yang datang dari luar Kota Palembang yang berlibur bersama keluarga. "Kalau har biasa hanya 4 ratus pengunjung setiap harinya, terjadi peningkatan 200 persen pengunjung," kata Humas Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Antony, kemarin (2/8).

Menurut Antony, dipilihnya Punti Kayu oleh warga untuk menghabiskan liburan karena selain posisi letak yang strategis di tengah kota juga tiket masuk rekreasi yang terjangkau oleh masyarakat. "Tiket masuk dewasa Rp 10 ribu dan anak-anak Rp 5 ribu. Tapi memang sepertinya masyarakat lebih menikmati wisata alam ketimbang buatan, lebih alami dan bisa dinikmati semua kalangan," urainya.

Marwan, warga Banyuasin yang berwisata bersama keluarga mengaku lebih memilih Punti Kayu yang notabene wisata alam ketimbang mengunjungi mall dan lainnya karena mencari suasana yang kekeluargaan. "Di sini (Punti Kayu, red) kita bisa mengenal alam dan bisa santai berkumpul bersama keluarga, tidak di mall yang bersifat individual dan tidak bisa santai sambil gelar tikar," ungkap Marwan yang datang bersama anak dan istrinya.

Sementara pengamat pendidikan Prof Dr H Sirozi menilai wajar jika ada kecenderungan orang tua mengajak anggota keluaganya ke wisata modern. Kondisi ini tentunya sudah sesuai perkembangan zaman. "Saya kira sebenarnya orang tua mengajak anak ke tempat hiburan modern itu sesuai tren perkembangan di masyarakat," ujar Sirozi.

Ia mengatakan, untuk wisata alam (historis) pemerintah belum maksimal mempromosikan aset wisata alam, tak hanya sebatas itu saja manajemen pengelolaan hanya sekedarnya, segi keamanan juga kurang. "Di Sumsel pengelolaan potensi wisata alam di setiap daerah sangat banyak tapi cenderung promosi dan pengelolaan kurang. Sehingga orang tua terkadang lebih suka memperkenalkan anaknya ke wisata modern," ucap Sirozi.

Selain itu, untuk ke daerah belum lagi jarak tempuh yang jauh memakan waktu lama. Segi keamanan kurang terjamin. Makanan juga sulit di dapat. "Harapan ke depannya pemerintah dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan lebih baik lagi sehingga menjadi pilihan dari orang tua," katanya.

Tidak hanya sebatas itu, wisata alam juga dapat diinformasikan dengan pendidikan misalnya dengan keberadaan museum itu bisa memaksimalkan potensi museum yang saat ini masih kurang diminati. "Kurang peminat karena belum maksimal pengelolaan," tandasnya. (mik/cj9/nni/asa/ce1)

Momen Kumpul Bersama Keluarga



Warga Lebih Tertarik Kunjungi Wisata Modern Ketimbang Sejarah | Momen Kumpul Bersama Keluarga
Ramai: Pengunjung asyik bermain di wahana permainan yang berada di Amanzi Waterpark

Kunjungi Tempat Wisata dan Mall
Momen liburaan sekolah dan Lebaran banyak dimanfaatkan keluarga untuk berkunjung ke tempat pariwisata. Puncak liburan diprediksi akan berakhir hingga besok (hari ini, 3/8), sebab Senin (4/8) masyarakat sudah kembali beraktivitas.

Kepala Bagian (Kabag) Humas OPI Waterfun, Novi mengatakan, sehari setelah Lebaran permintaan kunjungan mengalami peningkatan signifikan bahkan mencapai 50 persen. "Kemarin pengunjung yang datang mencapai dua ribu orang. Jumlah itu meningkat dibanding kondisi normal yang berkisar 1.000 pengunjung per hari," ujarnya kemarin.

Dikatakan, tingkat kunjungan didominasi dari kalangan keluarga yang mencapai 95 persen. "Pengunjung mayoritas dari dalam Kota Palembang. Ada dari luar daerah tetapi tidak terlalu banyak, mungkin hanya 10 persen," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung menghabiskan waktunya bersama keluarga untuk melakukan refresing. "Tetapi kami prediksi lonjakan ini hanya akan terjadi hingga minggu nanti kemudian kembali normal lagi," tukasnya.

Selain tempat wisata tujuan masyarakat menghabiskan waktu bersama keluarga di pusat-pusat perbelanjaan. Seperti di Palembang Indah Mall (PIM) nampak sangat ramai. Selain lalu lalang pengunjung banyak ke restoran dan wahana permainan. Event dan Promotion PIM, Intan mengatakan, hari ini traffic pengunjung masih sangat ramai yang mencapai 10 ribu pengunjung. "Jumlah ini meningkat 50 persen dari kondisi normal yang berkisar diangka 6 ribu-7 ribu pengunjung per hari," ungkapnya.

Namun, mulai Senin mendatang pihaknya optimis pengunjung akan kembali stabil. Itu dikarenakan masyarakat mulai masuk kerja. Corporate Manager Palembang Square (PS) Mall, Ghufron menambahkan, mulai Lebaran hingga H plus 4 pengunjung sangat lebih dari 60 ribu pengunjung per hari. "Untuk memfasilitasi pengunjung semua tenan juga tetap beroperasi selama Lebaran," ungkapnya. Selain berbelanja pengunjung memilih ke restoran dan ke tempat hiburan seperti menonton bioskop. (cj9/asa)

Tingkatkan Promosi Wisata



Butuh peran bersama dalam upaya memajukan sektor wisata. Baik itu wisata alam maupun wisata daerah. Sebab, kesiapan masyarakat juga dibuthkan. "Kalau wisata alam pengunjung kebanyakan orang kota yang bosan dengan suasana perkotaan, tapi kalau wisata modern kebanyakan pengunjung dari daerah," ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata dan Budaya (Disbudpar) Palembang Drs Ahmad Zazuli.

Nah, mall hingga kolam renang serta permainan anak-anak merupakan bagian dari wisata modern. Banyak pengunjung dari daerah yang mendatanginya. Tetapi harus diingat, bahwa kehadiran museum sejarah sebagai bagian dari pariwisata belakangan banyak diminati. Setiap hari libur tingkat kunjungan cukup tinggi. Di Palembang, sektor wisata ramai dikunjungi wisatawan. "Liburan keluarga memang jarang dijadikan momen ke tempat-tempat museum," terangnya. Tetapi, pada momen-momen tertentu ramai.

Ke depan pihaknya akan melakukan penataan kenyamanan bagi pengunjung, bekerja sama dengan pihak terkait seperti pengelola museum dan bekerja sama dengan dinas pendidikan terkait baik Palembang ataupun kabupaten/kota lainnya. "Peningkatan promosi juga akan digencarkan," tandasnya. (nni/asa/ce1)

Sumatera Ekspres, Minggu, 3 Agustus 2014

Saturday 2 August 2014

Melihat Angka Kecelakaan Arus Mudik-Balik Lebaran 2014

Turun 14 Persen, Dominan Human Erorr



Melihat Angka Kecelakaan Arus Mudik-Balik Lebaran 2014

Kecelakaan arus mudik-balik Lebaran 2014 diklaim turun 14 persen. Tapi ini masih menjadi persoalan. Sebab, satu nyawa saja melayang di jalan, itu masalah besar. Butuh kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Satu sisi, pemerintah juga harus siap baik dari infrastruktur hingga armada angkutan.

_________________________________________



Puncak arus balik diprediksi akan terjadi besok (hari ini, red) atau H+4 Lebaran. Jumlah pemudik diprediksi akan terus meningkat hingga Minggu 3 Agustus. Dengan tingginya intensitas kendaraan yang melintas, tentunya harus diimbangi dengan kewaspadaan para pemudik.

Pada mudik Lebaran 2014 kasus kecelakaan diklaim menurun 14 persen dibanding 2013 lalu. Namun, hars diingat, jika saat ini masih dalam proses arus balik. Tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan jumlah kecelakaan hingga H+7 Lebaran nanti.

Kementerian Perhubungan sendiri merilis data terbaru ju,lah kecelakaan selama musim mudik Lebara. Hingga H+2 atau tanggal 31 Juli lalu, total ada 2.003 kejadian yang menimbulkan korban jiwa hingga 429 orang.

Dari total 2.003 kejadian kecelakaan itu direkapitulasi sejak H-6 Lebaran secara nasional. Selain 429 orang neinggal dunia, ada juga 541 orang luka berat, dan 2.595 luka ringan. Angka di atas jumlahnya berkurang cukup dratis bila dibanding dengan tahun lalu.

Di hari yang sama, tahun lalu tercatat ada 2.337 kejadian dengan jumlah korban tewas mencapai angka 518 orang dan luka berat 848 orang, serta luka ringan 3.087 orang. Kemenhub juga menyampaikan pantauan volume lalu lintas di ruas jalan arus mudik hingga pukul 08.00 WIB kemarin. Laporan sementara secara umum, situasi lalu lintas masih lancar.

Dari sekian jumlah pemuci kecelakaan, ternyata salah satunya didominan faktor manusia atau human erorr. Manusia dalam hal ini pemudik yang mengalami kecelakaan karena ketidaksiapan fisik. Mereka pada hari sebelum keberangkatan dalam kondisi tubuh tidak prima. Angka kecelakaan paling tinggi yaitu pemudik dengan kendaraan pribadi yang mengemudi dalam keadaan lelah, mengantuk. Selain itu juga sopir kendaraan umum menjadi penyebab kecelakaan mudik disebabkan memaksakan tubuh tidak fit untuk tetap menyopir tanpa ada sopir pengganti.

Untuk diketahui, kasus kecelakaan pesepeda motor tahun lalu masih cukup tinggi selama mudik Lebaran. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto menyebut, data Korlantas Mabes Polri saat arus mudik 2013, yakni H-7, H1, H2 dan H+7, keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan mencapai 71 persen.

Angka itu setara dengan 163 kasus per hari, sedangkan korban tewas dari pesepeda motor mencapai sekitar 21 jiwa per hari. Karenanya pemerintah mengimbau agar pemudik yang menggunakan sepeda motor selalu waspada.

"Kami mengajak pemudik lebih waspada. Ada lima aspek utama dalam mengatasi permasalahan mudik," ujar Bambang. Kelima aspek itu, lanjutnya, mencakup keamanan, keselamatan, keterjangkauan, dan kultural. Di antara kelima aspek tersebut, aspek keamanan dan keselamatan merupakan faktor vital yang wajib diwaspadai ketika mudik.

Kemenhub, tahun ini telah berupaya mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor agar beralih menggunakan transportasi umum. Seperti menyediakan angkutan gratis sepeda motor bagi pemudik, menambah tiket KA.

"Secara umum, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menekan kecelakaan antara lain penerapan sepeda motor di jalur lambat, pembuatan jaur khusus sepeda motor, ruang henti khusus sepeda motor. Upaya-upaya untuk memperkecil terjadiannya kecelakaan terus kita lakukan," tandasnya.

Sementara Relawan Road Safety Association (RSA) Indonesia mengajak masyarakat untuk peduli atas keselamatan berlalu lintas khususnya saat mudik Lebaran. Begitu juga saat balik. Karena, keselamatan berlalu lintas pada dasar tergantung pada bagaimana pengemudi dapat mentaati peraturan saat di jalan raya.

Hal itu karena persoalan yang kerap muncul dalam dalam pelaksanaan mudik Lebaran adalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. "Bagi kami, satu nyawa saja melayang di jalan merupakan masalah besar. Karena itu, kami tidak bosan melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi untuk menciptakan lalu lintas jalan yang aman, nyaman, dan selamat," kata Ketua Umum RSA Indonesia Edo Rusyanto.

Dia mengatakan pada 2013, selama arus mudik dan balik Lebaran setiap hari rata-rata 230 kasus kecelakaan dan merenggut 50 jiwa per hari. Menurut dia, meskipun angka-angka itu menurun jika dibandingkan dengan periode sama setahun sebelumnya, bagi RSA Indonesia peristiwa itu merupakan persoalan besar.

Menurut Edo, salah satu cara mengajak publik lebih peduli masalah keselamatan berlalu lintas jalan adalah lewat kegiatan seperti aksi simpatik. "Pilihan aksi simpatik di tiga titik Pangkaan Jati karena merupakan kawasan paling ramai di pintu keluar Jakarta menuju pantai utara (Pantura)Jawa," ujarnya.

Menurut dia, selain spanduk berisi pesan ajakan keselamatan jalan, relawan juga membagikan selebaran dengan isi yang serupa dan peta jalur mudik terbaru edisi tahun 2014. Aksi simpatik kali ini diikuti relawan RSA Indonesia dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, pekerja swasta, hingga wiraswastawan.

Sementara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkomminfo) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengklaim arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini di wilayahnya melalui jalr darat, laut dan udara berjalan lancar.

Walaupun kemacetan terjadi di beberapa ruas jalan darat, hal itu dinilai akibat membludaknya volume kendaraan. Beberapa titik kemacetan didominasi di lokasi yang terdapat pasar tumpah di jalur yang dilewati.

"Ya kemacetan jalur darat sering terjadi di lokasi pasar tumpah seperti di wilayah Prabumulih, tapi kondisinya dinilai masih wajar, yang penting tidak terjadi kemacetan total," ujar Musni Wijaya, kepala Dishubkominfo Sumsel, kemarin (1/8).

Dijelaskannya, arus balik di Sumsel juga tidak ada hambatan, dan semua moda transportasi, baik pesawat udara, kereta api, bus AKAP yang mengangkut para pemudik lebaran berjalan cukup lancar.

Untuk tren arus mudik Lebaran tahun ini, kata Musni, Justru masyarakat Sumsel lebih banyak menggunakan moda transportasi udara lewat pesawat terbang. "Kalau pemudik yang menggunakan sepeda motor tidak terlalu ramai, mungkin karena di wilayah Sumatera beda dengan di Jawa yang kebanyakan menggunakan motor," ucapnya. Beda dengan arus mudik, arus balik justru lebih banyak didominasi menggunakan angkutan penyeberangan feri di Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA). (rel/cj9/roz/asa/ce1)

Ngantuk Picu Kecelakaan



Masih dalam suasana arus balik Lebaran, insiden kecelakaan merenggut korban jiwa terjadi di jalan lintas timur Palembang--Jambi tepatnya di Km 23, Desa Rejodadi, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, kemarin (1/8), sekitar pukul 11.00 WIB.

Dalam peristiwa tersebut pengemudi mobil Xenia, Ismet Hendrichayani (50), warga Surabaya Tewas. Sementara tiga penumpang lainnya luka-luka. Kecelakaan adu kambing antara mobil Xenia nopol B 1423 UOH yang dikendarai Ismet dan truk Isuzu nopol BG 8620 JB, dikemudian Ieawan (32), warga Kecamatan Sembawa, Banyuasin.

Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Iksan SIK, melalui Kasat Lantas AKP Sukamto didampingi Katim Laka Brigpol Robby, mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan karena sopir Xenia mengantuk sehingga tidak mampu mengendalikan kendaraannya. (qda/asa/ce1).

Di Sumsel, Turun 50 Persen



Pengemudi Diimbau Tetap Waspada
Setelah mudik Lebaran, masyarakat akan balik. Namun arus balik kali ini tidak terlihat begitu mencolok dibanding Lebaran sebelumnya. "Trafik kendaraan yang melintas memang terjadi peningkatan, tetapi tidak terlalu signifikan dibanding kondisi normal," ujar Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol Suharsono, kemarin.

Pihaknya memprediksi lonjakan arus mudik akan kembali terjadi besok (hari ini, red). itu karena masyarakat sudah mulai masuk kerja Senin nanti. "Prediksi kami arus mudik akan berakhir besok (hari ini, red)," ungkapnya.

Oleh karena itu pihaknya mengimbau, agar pengendara lebih berhati-hati untuk melintas karena dikhawatirkan jalanan akan ramai. "Kami imbau masyarakat bagi yang membawa kendaraan sendiri untuk memastikan kendaraan. Cek terlebih dahulu kendaraan sebelum mengendara," tuturnya.

Pastikan kondisi tubuh fit, dan jangan begadang sebelum mengendara karena akan menyebabkan kantuk sehingga membahayakan keselamatan. "Berhentilah di pos-pos yang telah disediakan jka terasa lelah. Beristirahatlah dan minumlah obat jika merasa sakit. Karena di pos tersebut kami menyediakan obat-obatan," tuturnya.

Kemudian, cek kendaraan secara berkala dalam perjalanan. Jika khawatir ada kerusakan berhentilah di bengkel terdekat untuk melakukan perawatan jangan sampai memaksakan kendaraan untuk terus melaju. Sebab, sepanjang jalan mudik banyak terdapat bengkel-bengkel siaga.

Terpenting kata Suharsono, jangan lupa memanjatkan doa sebelum berkendaraan. Karena atas kehendak-Nya, Insya Allah diberi keselamatan hingga tujuan. "Berdoalah sebelum mengemudi karena tanpa doa dan pertolongan-Nya, kita manusia bukan apa-apa," imbuhnya.

Dengan demikian pihaknya optimis tingkat kecelakaan dapat diminimalisir. Pihaknya mencatat selama arus mudik dan balik Lebaran 2014 tingkat kecelakaan mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding periode 2013 lalu. "Secara kuantitatif tingkat kecelakaan turun. Tetapi secara kualitatif angka kecelakaan masih sama. Hal ini tergantung pada kesadaran pengendara," tukasnya.

Dikatakan, hingga hari ini (kemarin, red) angka kecelakaan arus mudik dan balik memcapai 29 insiden. Menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 62 kejadian. Untuk hari ini, lanjutnya, jalur lintas di Inderalaya masih terlihat normal dan tidak mengalami penumpukan kendaraan. Walau demikian pihaknya tetap mngerahkan petugas untuk tetap berjaga. (qda/asa/ce1)

Sumareta Ekspres, Sabtu, 2 Agustus 2014

Friday 1 August 2014

Bedah 1.000 Rumah Kumuh

Di Kawasan Seberang Ulu


Bedah 1.000 Rumah Kumuh
Butuh perhatian: Deretan rumah di pinggir Sungai Musi kawasan Seberang Ulu yang memerlukan perhatian pemerintah

_________________________________________



PALEMBANG --- Pemerintah Kota (Pemot) Palembang mengalokasikan dana Rp 10 miliar dari APBD tahun ini untuk program bedah rumah. Ada 1.000 rumah di kawasan Seberang Ulu (SU) I dan II yang akan dibedah.

Pelaksanaannya minggu kedua Agustus. "Setidaknya, sudah ada 1.000 kepala keluarga (KK) yang sudah didata untuk dibedah rumahnya," jelas Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Rakyat Dinas PU Cipta Karya (PUCK) Kota Palembang, Albert Midianto, kemarin.

Dalam program bedah rumah ini, pihaknya akan terlebih dahulu memfokuskan perbaikan atap rumah, baru dilanjutkan dengan dinding dan lantai rumah yang dibedah.

Dijelaskan Albert, kawasan SU sengaja dipilih untuk menerima program ini sesuai surat keputusan (SK) daerah kumuh yang dimiliki Kota Palembang dan data dari pusat. Mayoritas kawasan kumuh sedang berada di wilayah SU. "Sebenarnya kalau berpatkan data, 80 persen rumah kumuhdi wilayah SU butuh renovasi. Namun, kami baru memilih yang paling layak dibantu yakni sekitar 1.000 rumah," imbuhnya.

Ke depan, dinas PUCK juga akan melakukan bedah rumah di kawasan Seberang Ilir hingga merata di seluruh titik yang memiliki rumah kumuh.

"Sebenarnya, kami sudah melakukan survei terkait penerimaan manfaat bedah rumah ini. Namun untuk akurasi data, sekarang kami masih melakukan survei ulang. Begitu sudah clear, maka akan segera dibangun," cetus Albert.

Lebih lanjut dikatakan Albert, KK yang berhak menerima bantuan program bedah rumah ini adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan jumlah tanggungan banyak. Lalu, akan dilihat pula kriteria rumahnya. Juga pekerjaan dan berdasarkan usulan dari RT, RW, tokoh masyarakat setempat, serta usulan dari diri sendiri.

Jika semua kriteria terpenuhi, ucap Albert, pihaknya akan melakukan survei ke lapangan bersama tokoh masyarakat setempat. Survei untuk mengecek kondisi rumah yang akan dibedah. "Kami memperioritaskan rumah warga yang memang mendesak untuk dibedah," pungkasnya.

Lebih lanjut dikatakan Albert, ciri-ciri rumah kumuh di antaranya, memiliki sanitasi yang buruk. Bahkan ada beberapa rumah yang belum memiliki sanitasi. Myoritas rumah kumuh berbentuk panggung dengan dinding papan dan atap rumah daun atau seng yang sudah berkarat.

Selain itu, untuk lantai rumah, masih menggunakan papan seadanya. Penghuninya kadang lebih dari satu KK dengan jumlah anak lebih dari tiga orang. "Rata-rata mata pencaharian mereka yang tinggal di rumah kumuh di sektor nonformal dan bersifat tidak tetap," tuturnya. Kondisi rumah kumuh cenderung berdempetan, bahkan tidak mempunyai jarak. (cj6/ce4)

Sumatara Ekspres, Jumat, 1 Agustus 2014