Minim Kunjungan, Areal Dijadikan Taman Publik
Barang Rawan Dicuri, Pasang CCTV
Monumen Perjuangan Rayat (Monpera) menjadi simbol perjuangan para pahlawan asal Palembang dalam mengusir penjajah dari bumi pempek. Monpera terus dipercantik oleh Pemerinta Kota (Pemkot) Palembang.
Areal Monpera yang dulunya ditutup pagar, kini sudah dibuka menjadi ruang publik sehingga warga bebas masuk ke dalam areal Monpera tanpa terkecuali.
Meski masyarakat bebas bersantai di areal Monpera, namun pihak UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang tetap memonitoring aktivitas warga di sekitar areal untuk memberikan keamanan dan kenyamanan.
Agusti SH MH, Kepala UPTD Pengelolaan Sarana Objek Wisata Kota Palembang, mengatakan, Monpera saat ini terus dibenahi dan dipercantik sesuai agenda utama Pemkot Palembag. "Monpera sekarang memiliki tinggi 17 meter, dengan 8 lantai, dan mempunyai 45 bidang dan sisi. Sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia 17 bulan 8 tahun 45," ujar Agusti.
Berdasarkan data yang ada, tercatat rata-rata tingkat kunjungan pelancong masih relatif sepi, yakni berkisar 15 orang per hari. Paling ramai saat hari libur dan saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, 17 Aguustus. Sementara saat libur Lebaran masih sepi karena lebih memilih mudik. "Paling banyak mengunjungi Monpera adalah siswa-siswa sekolah," ujar Agusti.
Monpera berdiri kokoh di pinggir Jalam Merdeka. Ciri khasnya adalah cagak (tiang) beton yang kokoh bertautan di bagian samping kiri dan kanannya. Monpera kini sudah dilengkapi kamera CCTV dan dimonitor di lantai satu. Namun, meski sudah terpasang kamera CCTV masih saja ada kejadian, lampu di dalam lantai Monpera yang hilang diduga dicuri.
Saat kunjungan Koran Ini, Monpera sangat sepi dikunjungi. "Tingkat keamanan Monpera sudah jauh lebih baik dengan pemasangan kamera, selain tu kita pasang AC agar pengunjung nyaman dan tidak kepanasan," kelasnya.
Tiket masunk untuk siswa sekolah Rp 1.000, bagi mahasiswa Rp 2.000, umum Rp 5.000 dan turis asing Rp 20.000 sesuai Perda Kota Palembang No 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian aset Daerah.
Sumatera Ekspres menelusuri delapan lantai. Hingga kini di monumen yang disebut juga palagan Palembang itu, hanya terdapat sekitar 30-an koleksi. Hampir semua lantai memiliki koleksi foto dan lukisan perjuangan kemerdekaan.
Lantai pertama atau lantai dasar terdapat ruang pnitipan barang dengan monitor CCTV disertai foto masa perjuangan. Terdapat pula buku-buku sejarah dan perjuangan yang bsa dibaca pengunjung.
Pada lantai dua terdapat foto-foto pahlawan, lukisan perjuangan, pucuk senjata dan mata uang dari tahun 1945 sampai dengan sekarang. Lantai tiga terdapat patung setengah badan pahlawan Palembang yakni dr AK gani, drg M Isa, Residen Abdul Rozak, pakaian subkos dan foto pahlawan.
Lantai empat terdapat ranjau hingga alat pelontar bom yang kerab dipakai pejuang tempo dulu. Lantai lima replika patung setengah badan pahlawan Palembang yakni Mayjen TNI H Bambang Utoyo, Brigjen TNI H Hasan Kasim dan Kolonel H Barlian.
Lantai enam terdapat lukisan perjuangan kemerdekaan. Lantai tujuh gudang yang berisi buku sejarah dan perjuangan. Sedangkan lantai delapan juga terdapat foto dan lukisan para pahlawan. Para pengunjung juga bisa naik ke atap Monpera dan bisa melhat dari atas keadaan Kota Palembang terutama Jembatan Ampera. "Nah, kalau sudah di atap Monpera, siswa dan pngunjung suka foto-foto," tutupnya. (roz/nni/ce1)
Sebagai salah satu perwajahan Kota Palembang, selama ini Monpera terkesan tidak dianggap. Selain itu sepi kunjungan, juga kurang menarik untuk dikunjungi. Hal itu yang mendorong Pemkot Palembang melakukan revitalisasi. Konsep ke depan Monpera jadi kawasan dan taman terbuka untuk publik.
Kepala Dinas Tata Kota, Isnaini Madani, mengakui belum optimalnya fungsi dan keberadaan Monpera. Padahal, secara lokasi sangat strategis karena terletak di pusat kota. "Saat ini, terus dikerjakan perbaikan Monpera. Monpera akan menjadi taman dan kawasan terbuka untuk publik," bebernya.
Selain pagar, objek revitalisasi lainnya seperti penghijauan di seluruh area dan keliling Monpera. "Akan disediakan tempat foto-foto dengan view langsung ikon Palembang dan Ampera," tuturnya. Untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung ke museum, akan dibangun lift, namun di lantai lima. Masyarakat yang ingin naik ke rooftop (puncak Monpera) harus berjalan kaki.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, Yanurpan mengatakan, Monpera memang harus segera direvitalisasi mengingat kondisi fisik bangunan sudah banyak tidak prima lagi. Banyak batu alam yang terkelupas. "Revitalisasi akan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait, sesuai dengan tugas dan fungsi," cetusnya.
Misalnya, Penerangan Jalan, Pertamanan, dan Pemakaman (DPJPP) yang akan melakukan penambahan lampu, taman, dan air mancur. Kemudian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) membangun jalan dan lainnya. "Pengerjaan Monpera akan dilakukan secara bertahap," sebutnya.
Dia menambahkan, kenyamanan yang meliputi kebersihan, keindahan, dan keamanan Kota Palembang akan menjadi daya pikat investasi dan kunjungan wisata ke Palembang. "Palembang harus dibuat senyaman mungkin sehingga warga maupun pendatang merasa betah," kata Yanurpan. (yun/ce1)
Monpera-Museum SMB II Jadi Satu Kawasan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Palembang, Yanurpan Yany, melalui sekretaris Ahmad Zazuli mengungkapkan, Monpera terus dibenahi oleh Pemkot Palembang. Meskipun anggaran masih terbatas, pemkot berencana menjadikan Monpera sebagai destinasi tujuan wisata unggulan dan sebagai taman kota selain Kambang Iwak.
Tahap awal, Monpera sudah dibenahi dan dipercantik dengan menambah fasilitas. "Sudah dua tahun belakangan ini, Pemkot Palembang melakukan pembenahan secara bertahap, sekarang sudah lumayan bagus," ujar Zazuli.
Tahun 2014 ini, fasilitas terus ditambah seperti AC dalam ruangan Monpera agar pengunjung merasa betah dan nyaman. Selain itu, penambahan daya listrik untuk menerangi kawasan Monpera. "Sesuai perintah Wali Kota Palembang, menjadikan areal Monpera sebagai ruang publik yang terbuka untuk umum. Jadi publik bebas memasuki areal tersebut kecuali jika mau masuk monumen harus bayar tket," ucapnya.
Langkah awal yang sudah dilakukan ialah membuka pagar yang membatasi Monpera, dan mengubahnya menjadi tempat duduk untuk bersantai warga. Untuk menambah kecantikan areal Monpera, Disbudpar berkoordinasi dengan instansi dari beberapa SKPD seperti Dinas Pertamanan, Dinas Tata Kota dan lainnya.
Nah, dalam waktu dekat ini, pemkot akan menjadikan Monpera menjadi satu kawasan dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMBV) II yang tepat berada di belakang Monpera. "Ke depan, Monpera dan Museum SMB II akan menjadi satu kawasan, nanti kita akan buka pagar yang memisahkan kedua bangunan tersebut. Hal ini supaya kawasan taman semakin luas bagi pelayanan publik," terangnya.
Menurut Zazuli, hal itu akan mulai terlihat pada akhir tahun 2014 dan diupayakan pada tahun 2015 sudah menjadi satu kawasan. "Ini adalah gebrakan dari Wali Kota Palembang," pungkasnya. (roz/ce1)
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Kunjungannya Saudara-saudaraku