Serah Terima: Menhub EE Mangindaan memotong tali untuk membuka selubung nama KMP Sebuku dalam acara serah terima di dermaga Mariana, Banyuasin, kemarin
_________________________________________
-- Dibuat PT Mariana Bahagia di Banyuasin.
-- Peluncuran Tunggu Air Sungai Musi Pasang.
PALEMBANG --- PT Mariana Bahagia, perusahaan perkapalan yang berlokasi di Mariana, Banyuasin, berhasil memproduksi kapal besar dengan berat (tonase) 5.0000 GT. Kapal Ro-ro itu diberi nama kapal motor penumpang (KMP) Sebuku. Kapal itu salah satu kapal besar pertama yang dibuat di Indonesia. Suatu kebanggaan karena ini diproduksi dari Provinsi Sumsel.
"Kami serahkan pakal ini kepada Menteri Perhubungan (Menhub) karena ini adalah salah satu kapal yang dipesan untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi antarpulau," kata Direktur Utama PT Mariana Bahagia, Jhonson Wiliam Sucipto, dalam acara peluncuran KMP Sebuku untuk transportasi Merak-Bakauheni di Dermaga Mariana Bahagia, Banyuasin, kemarin.
Acara kemarin hanya penyerahan saja. Untuk peluncuran kapal itu, masih menunggu kondisi air Sungai Musi pasang. Direncanakan pada 23 Agustus nanti, sekitar pukul 21.00 WIB. Kapal tersebut dibuat dengan dana APBN melalui daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), Kemenhub tiga tahun anggaran, yakni 2012, 2013, dan 2014.
Mnurut Jhonson, ppihaknya membangun kapal itu selama 26 bulan, terhitung 15 Oktober 2012 dengan total dana sebesar Rp 161,1 miliar. Kapal itu panjangnya 109,40 meter, lebar 19,60 meter, dan tinggi 5,60 meter.
Pihaknya telah melengkapi kapal tersebut dengan perlengkapan keselamatan jiwa berupa dua unit rescue boat, marine evacuation system 2 unit, inflatable life raft 24 unit, life jacket 1.080 set, dan lainnya.
"Dalam pembuatannya, kami menggunakan komponen impor dan lokal, termasuk mesinnya. Besi-besi untuk pembuatankapal ini dari Indonesia, sisanya dari Jepang dan negara lain," bebernya. Jhonson menambahkan, 90 persen komponen diperoleh dari impor. "Sebanyak 90 persen komponen kapal kami datangkan dari luar, sisanya dalam negeri," imbuhnya.
Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimuso mengatakan, nama Sebuku diambil dari salah satu pulau yang berada di Selat Sunda. Pulau Sebuku berjarak 2,5 km dari Teluk Lampung dan sudah menjadi salah satu tempat wisata bahari. "Kami mendapat tiga proyek kapal sejenis ini. Pengerjaannya di PT Dumas Tanjung Perak Shipyard (Surabaya), PT Mariana Bahagia (Banyuasin), dan PT Daya Radar Utama Lampung. Ini kapal kedua muatan 5.000 GT, setelah Surabaya meluncurkan yang pertama pada 12 Agustus lalu, dan rencananya akhir September akan diluncurkan di Lampung," jelas Suroyo.
Hingga saat ini, Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) sudah membuat 115 kapal dan baru tiga kapal ini yang bermuatan besar. Sebelum akhir tahun ini, akan direncanakan lima kapal besar lagi. "Kapal ini untuk membantu moda transportasi di Merak-- Bakauheni. Tapi, ada juga yang akan ditempatkan di wilayah Timur Indonesia, seperti NTT yang ombaknya lebih dari tiga meter," bebernya.
Wakil Gubernur Sumsel, H Ishak Mekki, mendukung program Kemenhub yang mengalokasikan dana dan memberi kepercayaan pada PT Mariana Bahagia di Banyuasin, Sumsel, untuk membuat kapal bermuatan 5.000 GT. "PT Mariana Bahagia telah beberapa kali mendapat kepercayaan membuat kapal, bukan hanya untuk rute Martak--Bakauheni. Prestasi ini merupakan kebanggaan Sumsel yang mampu menghasilkan sarana transportasi berupa kapal besar dengan tonase 5.000 GT," tuturnya.
Menhub RI, EE Mangindaan mengatakan, pihaknya mengupayakan pengadaan kapal-kapal besar untuk transportasi antarpulau. "Karenanya, setiap kapal yang dibuat akan dilengkapi dengan peralatan keamanan agar tingkat kecelakaan dapat diminimalisir bahkan ditiadakan," jelasnya.
Dia memberikan tantangan kepada PT Mariana Bahagia untuk membuat kapal bermuatan 7.000 GT pada tahun depan. "Saya sudah bicara dengan Jhonson (Dirut PT Mariana Bahagia), dan dia menyanggupi. Galangan kapal yang luas ini memungkinkan untuk membuat kapal besar itu," ungkap EE Mangindaan. (wia/ce4)
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Kunjungannya Saudara-saudaraku