Tuesday, 9 October 2012

Diarak Bareng BGP

Share on :


NAIK BECAK: Arak-arakan pasangan nikah massal menarik perhatian pengendara motor dan mobil. Wajah bahagia dan sumringah terpancar dari sejumlah pasangan nikah itu. Tak jarang ada pengendara yang mengucapkan selamat kepada mereka.

Pemerintah Kota Palembang kembali menggelar nikah massal yang ke-5 kalinya. Program tersebut sangat membantu masyarakat yang tidak mampu. Beragam komentar dikeluarkan dari pasangan yang menikah. Seperti apa?



----------------------------------------



Pagi itu, pemandangan Kota Palembang tepatnya di sekitar Jembatan Ampera hingga Benteng Kuto Besak (BKB) mendadak ramai. Seluruh mata pengendara kendaraan baik roda dua maupun roda empat tertuju pada arak-arakan pasangan nikah massal yang diselenggarakan Pemerintah Kota Palembang.

Mereka diarak bersama Bujang Gadis Palembang (BGP) dengan menggunakan becak yang telah dihias dari Masjid Al-Fathul Akbar Jakabaring menuju tempat resepsi pelataran BKB. Sebanyak 50 pasangan nikah massal itu tampak bahagia dan selalu mengumbar senyum kepada khalayak ramai. Mereka mengenakan pakaian adat pernikahan yang beragam tetapi dominan adalah pakaian adat asal Palembang. Pengendara motor tampak ada yang memberikan selamat kepada mereka yang merasa seperti raja dan ratu sehari itu.

Sebelumnya, proses akad nikah telah dilangsungkan di Masjid Al-Fathul Akbar Jakabaring. Hadir menjadi saksi pernikahan massal itu di antaranya staf ahli Sosmas Pemkot Palembang, Ketua Pengadilan Negeri Palembang, Ketua Pengadilan Agama Kota, Kapolresta Palembang dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palembang. Pernikahan itu dibantu 16 penghulu. Peserta nikah massal terlihat tertib menunggu giliran untuk nikah. Proses akad berjalan dengan lancar. Tidak ada yang terbata-bata dalam mengucapkan ijab.

Terdapat lima pasangan pengantin yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk berbulan madu semalam di Hotel The Jayakarta Daira Palembang. Salah satunya, Bambang (30) dan istrinya Diah (27) mengaku sangat senang dengan hadiah tersebut. “Wah, kami malah tidak berharap sebelumnya untuk mendapatkan hadiah itu. Jadi, itu di luar dari yang kami bayangkan,” jelasnya.

Bambang, anak sulung dari 3 saudara itu mengatakan telah tiga tahun berpacaran dengan Diah. “Sebenarnya kami kebetulan mau mengurus nikah ke RT. Nah, ketua RT lantas menginformasikan ada program nikah massal. Saya disuruhnya untuk ikut program nikah massal itu. Tanpa pikir panjang lagi, saya langsung ikut. Nah, karena ramai jadi tidak malu,” terang Bambang yang berkerja sebagai buruh di pelabuhan Tanjung Api-api itu.

Dirinya dan istri berharap agar rumah tangganya dapat berjalan langgeng dan diberikan kemudahan oleh Allah SWT. “Kami pokoknya bersyukur dan berterima kasih kepada Pemkot Palembang. Semoga makin banyak lagi masyarakat yang dapat ikut program nikah massal,” terangnya.

Berbeda dengan Bambang, Andi (30) dan pasangannya Maria (30) mengikuti nikah massal ini untuk memperoleh surat nikah yang sah. “Saya sudah nikah mas pada tahun 2008 yang lalu, tetapi surat nikah belum ada. Jadi kami mendaftar agar memperoleh kejelasan yang benar. Apalagi buku nikah itu sangat penting untuk anak,” ujarnya yang telah mempunyai seorang anak laki-laki berusia 1,5 tahun itu.

Kabag Sosial dan Kesejahteraan Setda Kota Palembang Eka Juarsa melalui Kasubag Agama Al Khaidir mengatakan, program nikah massal 2012 merupakan kegiatan yang ke-5 kalinya diselenggarakan. “Kita mulai sejak 2007. Selama kurun waktu lima tahun, kita telah menikahkan sebanyak 750 pasangan dari 16 kecamatan di Palembang.

Mereka mendapatkan legalitas administrasi yakni buku nikah secara gratis. Kemudian ada juga sejumlah bingkisan dari para sponsor yang terlibat. Kalau dihitung dalam nominal uang, setidaknya satu pasangan mendapat uang sekitar Rp1,5 juta. Tetapi uang tersebut dalam bentuk bingkisan,” terangnya.

Dari tahun ke tahun, antusias masyarakat untuk ikut nikah massal ini cukup tinggi. “Tahun ini saja, ada lima pasangan yang terpaksa tidak dapat kita nikahkan. Program ini memang merupakan program rutin dari pemerintah kota untuk membantu masyarakat yang ingin menikah tetapi tidak mempunyai dana,” jelasnya. Pasangan yang tertua sekitar 64 tahun dan yang termuda berkisar 25 tahun. Daerah yang paling banyak berasal dari Gandus, Seberang Ulu 1 dan Ilir Barat 2.

Bantuan dari pihak sponsor di antaranya voucher belanja sebesar Rp100.000 dari JM Group, dana Rp200.000 dari Pertamina, dan baju batik serta masih banyak bingkisan menarik lainnya. (cj7/ce2)

Sumatera Ekspres, Rabu, 10 Oktober 2012

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Kunjungannya Saudara-saudaraku