Wednesday 19 September 2012

Kabut, 12 Penerbangan Delay

Share on :


Terganggu Kabut: Sejumlah maskaapai penerbangan, mengalami delay akibat pekatnya kabut asap, kemarin pagi. Jarak pandang ketika itu hanya 500 meter. Tampak penumpang Lion Air yang baru landing di Bandara SMB II

Jarak Pandang 500 Meter
PALEMBANG – Kabut asap yang menyelimuti Metropolis sejak pukul 05.00-08.00 WIB, kemarin (18/9), membuat jadwal penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, berantakan. Bahkan, sejumlah pesawat kedatangan maupun keberangkatan mengalami delay hampir dua jam.

Pesawat yang mengalami penundaan landing, yakni Garuda GA 110. Harusnya, pukul 06.55 WIB, namun baru landing 10.06 WIB atau delay 191 menit. Lalu, Lion JT 340 delay 144 menit. Jadwalnya pukul 08.00 WIB, tapi landing 10.24.

Berikut JT 330, jadwal pukul 10.05 WIB, landing 10.41. Delaynya, 36 menit, JT 1340 jadwal pukul 06.25 WIB, landing pukul 10.30 WIB atau delay selama 235 menit dan Sriwijaya Air SJ 082, jadwal landing pukul 07.50 WIB, landing pukul 09.09 atau 79 menit, SJ 881 jadwal 09.55 WIB, landing 11.32 WIB atau 97 menit.

Sementara itu, kedatangan untuk pesawat Garuda GA 113 yang harus-nya take off pukul 07.40 WIB menjadi 10.58 WIB atau delay 198 menit. GA 115 take off pukul 09.40 WIB berubah menjadi 10.21 atau delay selama 41 menit. Lion Air JT 341 jadwal take off pukul 08.35 WIB, namun delay 158 menit. JT 333, menurut jadwal take off 10.45 WIB menjadi 11.41 WIB atau delay 56 menit. Ada lagi, JT 1341 take off pukul 07.10 WIB, harus take of 11.24 WIB atau delay 254 menit. Pesawat Sriwijaya Air 880, jadwal take off pukul 08.05 WIB, namun molor 09.54 WIB atau delay selama 109 menit.

Agus Maulanana, Manajer Opersional PT. Angkasa Pura (PT.AP) menjelaskan, penundaan landing dari berbagai maskapai dengan tujuan Jakarta dan Pangkal Pinang, itu akibat jarak pandang penerbangan terganggu oleh kabut asap. Pukul 06.00 WIB hanya 500 meter dan normal kembali pukul 08.00 WIB.

Katanya, kondisi penerbangan diperparah karena kecepatan angin hanya 10 knot. Dampaknya, kabut asap tidak bergerak secara signifikan. “Saat landing jarak pandang hanya 500 meter. Padahal, untuk take off setidaknya harus 1000 meter.”

Bahkan, kata Agus, karena kabut asap salah satu pesawat Lion Air JT 340 harus melakukan penerbangan kembali (diverted). “Landing dan take off merupakan situasi yang sangat diperhatikan dalam setiap penerbangan,” jelasnya.

Sebaliknya, kata Agus, untuk penerbangan dari SMB (keberangkatan) sebenarnya tidak mengalami masalah dan masuk kategori normal. Pasalnya jarak pandang pukul 07.00 WIB merupakan penerbangan pesawat pertama, masuk kategori aman atau sekitar 800 meter. Namun memang terjadi penumpukan penumpang 3-4 pesawat di bording gate.

“Terjadi karena pesawat kedatangan dari Jakarta mengalami keterlambatan landing, sehingga penumpang yang akan naik (berangkat) tertunda,” bebernya lagi. Lanjutnya, sejauh ini tidak ada penumpang yang protes. “Kan keterlambatan lebih dari 4 jam itu akibat cuaca buruk. Bukan merupakan tanggung jawab kita dan maskapai. Lain cerita, kalau kesalahan teknis.”

Diakuinya, kondisi di bandara SMB II tidak separah di Jambi. Di sana, hingga pukul 10.00 WIB, belum ada pesawat take off maupun landing. “Kondisi di Palembang sedikit lebih baik,” bebernya.

Erni, salah seorang penumpang yang baru tiba dari Jakarta mengaku pesawat yang dinaikinya mengalami delay lebih kurang dua jam. Delay, kata Erni, diakibatkan buruknya jarak pandang pesawat, sehingga pesawat yang ditumpangi harus menunggu sampai kabut asap tidak lagi menutupi jarak pandang pesawat. "Ya, ngak apa-apa Dek, lebih baik delay dari pada mengambil risiko terbang yang mengancam keselamatan," ujar cewek berambut panjang yang juga pramugari salah satu maskapai penerbangan tersebut.

Terpisah, Mohamad Irdam, kepala Stasiun Klimatologi Kenten Palembang BMKG mengatakan jarak pandang hanya di bawah 500 meter. Sangat tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan. Normalnya, kata Irdam, jarak pandang untuk melakukan aktivitas udara 1500 meter.

Lanjutnya, kabut terjadi akibat banyaknya pembakaran lahan di metropolis. Nah, penerbangan akan dilaksanakan apabila matahari telah terbit dan angin membawa terbang asap.

Pantauan Sumatera Ekpres, situasi bandara SMB terlihat sangat ramai, baik di keberangkatan maupun kedatangan. Terjadi penumpukan penumpang di terminal pukul 07.00-11.00. Bahkan, sejumlah penumpang harus turun dan naik pesawat melalui lapangan dan tidak mengunakan belalai gajah. (cj4/ce3)

Sumatera Ekspres, Rabu, 19 September 2012

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Kunjungannya Saudara-saudaraku